POLITIK

Sebut UI Lakukan Kegilaan Operasi Massal Senyap, Rocky Gerung: Ada Penyelundupan Kepentingan antara UI dan Menteri BUMN

DEMOCRAZY.ID
Juli 21, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Sebut UI Lakukan Kegilaan Operasi Massal Senyap, Rocky Gerung: Ada Penyelundupan Kepentingan antara UI dan Menteri BUMN

Sebut UI Lakukan Kegilaan Operasi Massal Senyap, Rocky Gerung: Ada Penyelundupan Kepentingan antara UI dan Menteri BUMN

DEMOCRAZYID - Pengamat politik sekaligus mantan dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung turut membuka suara terkait revisi Statuta UI.


Sebelumnya diketahui, pemerintah resmi menerbitkan peraturan baru Nomor 75 Tahun 2021 mengenai Statuta UI yang sekaligus merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013


Peraturan Nomor 75 Tahun 2021 ditetapkan di Jakarta dan diteken langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Juli 2021.


Apabila dibandingkan dari dua aturan itu, maka terlihat bahwa dalam PP No. 75 Tahun 2021 larangan rangkap jabatan pada BUMN hanya spesifik pada satu jabatan, yakni khusus direksi.


Dalam hal ini, Jokowi lantas menjadi bulan-bulanan publik karena dianggap telah ‘menyelamatkan’ rektor UI, Ari Kuncoro yang merangkap jabatan komisaris bank pelat merah.


Rocky mengatakan, jika UI ditelaah, maka akan ditemukan kegilaan massal yang beroperasi secara diam-diam.


“Kalau kita bongkar-bongkar UI itu, kita akan ketemu semacam basis kegilaan massal yang beroperasi diam-diam,” ujarnya dilansir melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official, Rabu, 21 Juli 2021.


Dia menduga, ada semacam kesepakatan antara UI dan Menteri BUMN yang berakhir dengan penyelundupan kepentingan dalam Peraturan Presiden (Perpres).


“Tanpa kita tahu tiba-tiba, UI mungkin deal dengan menteri BUMN, terus ya kita selundupkan kepentingan Anda di dalam Perpres yang baru tuh,” imbuhnya.


Dari awal kasus ini muncul, kata Rocky, seharusnya presiden dan terlebih DPR langsung bertindak.


“Jadi sebetulnya, kalau kita lihat keadaan, dari awal kasus ini, harusnya kan presiden dan DPR apalagi itu peka terhadap kegilaan ini kan,” jelasnya.


Namun, mereka semua diam hingga akhirnya muncul Perpres baru saat ini.


“Tapi kemudian orang diam saja tuh, tiba-tiba muncul Perpres baru tuh,” tandasnya.


Ahli filsuf ini juga menggunakan peribahasa untuk menggambarkan situasi ini. Menurutnya ini mirip dengan peribahasa buruk muka cermin dibelah.


“Jadi ini seperti, buruk muka cermin dibelah, itu masih mending, buruk muka cermin dibelah maka dia gak bisa bercermin lagi,” katanya.


Tetapi, ini lebih buruk dari peribahasa tersebut menjadi buruk muka cermin diganti. Sehingga saat ini citra banyak pihak telah buruk akibat hal ini.


“Tapi ini buruk muka cermin diganti, pasalnya diganti, ya muka nya tetap buruk, walaupun cermin diganti, ya tetap buruk saja muka nya kan. Muka UI, muka rektor, muka Erick Thohir, muka Menteri Pendidikan,” tandasnya.


Rocky berpendapat, hal ini adalah satu pengkhianatan terhadap fungsi universitas di mana seharusnya universitas mengabdi terhadap pengetahuan dan keadilan bukan kekuasaan.


“Karena ini adalah satu pengkhianatan terhadap fungsi universitas,” terangnya.


“Universitas di-desain sepenuh-penuhnya mengabdi kepada pengetahuan, keadilan, bukan mengabdi kepada kekuasaan, ini gila kan,” pungkasnya sedikit tertawa. [Democrazy/pkr]

Penulis blog