DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga kini menjadi Koordinator PPKM Darurat Luhut Binsar Pandjaitan terus menuai kritik dari berbagai pihak.
Hal itu tidak terlepas dari pernyataan Luhut soal penanganan Covid-19 di Indonesia saat ini.
Belum lama ia menyatakan bahwa Corona di Tanah Air terkendali, beberapa hari berselang justru berkata sebaliknya.
Hal itu membuat Luhut kian menjadi sorotan. Terkait hal itu, eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sempat memberi tanggapan telak.
Kini sindiran juga kembali datang kepada Luhut dari seorang dokter bernama dr. Berlian Idriansyah Idris atau biasa dikenal dr. Berlian Idris.
Dokter Idris menyarankan agar Luhut tidak jumawa pada alam berkaitan dengan Covid-19, apalagi kata dia, apabila tidak bisa rendah hati pada rakyat.
"Kalau tidak bisa berendah hati pada rakyat, janganlah jemawa pada alam," cuit dr. idris dengan akunnya @berlianidris Jumat, 16 Juli 2021.
Cuitan itu menyoroti pernyataan Luhut yang mengklaim bahwa Covid-19 di Tanah Air terkendali.
Ia bahkan menentang pihak-pihak yang menyebut bahwa Covid-19 tak tertangani.
"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali," demikian ujar Luhut dalam konferensi pers daring pada Senin, 12 Juli 2021 yang lalu.
Tak lama berselang, narasi sebaliknya justru terlontar dari Luhut pada Kamis, 15 Juli 2021 kemarin.
Ia menyebut bahwa Covid-19 varian delta tak bisa dikendalikan.
"Saya mohon kita semua paham dari varian delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," ujar Luhut saat konferensi pers.
Kritik kepada pernyataan Luhut sebelumnya juga dilontarkan Susi dan beberapa tokoh nasional termasuk anggota DPR RI.
Bahkan, warganet di media sosial ramai-ramai mengkritisi pernyataan orang yang dipercaya Presiden Jokowi untuk kedua kalinya memimpin komando penanganan Covid-19 itu.
Nama Luhut sempat puncaki trending topic di Twitter Indonesia pada Kamis, 15 Juli 2021 malam. [Democrazy/dtk]
