EKBIS POLITIK

Dulu Bela Mati-matian, Kini PSI Singgung Korupsi Bansos: Pemerintah Punya Banyak PR!

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Dulu Bela Mati-matian, Kini PSI Singgung Korupsi Bansos: Pemerintah Punya Banyak PR!

Dulu Bela Mati-matian, Kini PSI Singgung Korupsi Bansos: Pemerintah Punya Banyak PR!

DEMOCRAZY.ID - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany memandang keberadaan pandemi Covid-19 akan semakin membuka mata tentang disparitas kelas.


"Pandemi (Covid-19) ini semakin membuka mata tentang disparitas kelas," cuit Tsamara, seperti dikutip dari akun Twitternya, Jumat, 16 Juli 2021.


Pasalnya, kata Tsamara, pandemi Covid-19 itu identik dengan kemampuan seseorang dalam mengakses obat-obatan terapi Covid-19.


Menurutnya, masyarakat bawah akan mengalami kesulitan dalam mengakses obat-obatan terapi Covid-19.


Lantas, ia pun mengunggah daftar harga obat terapi Covid-19 yang bersumber dari Kemenkes, dimulai dari harga Rp 7.500 (12 mg Ivermectin) hingga Rp 6.174.900 (10 persen 50 ml infus IV Immunoglobulin).


"Siapa yang punya kemampuan mengakses obat-obatan ini? Masyarakat bawah akan kesulitan," ungkapnya.


Maka dari itu, Tsamara menegaskan, pemerintah kini mempunyai banyak pekerjaan rumah terkait pandemi Covid-19 yang harus segera diselesaikan.


Dimulai dari pembenahan data penerima bansos hingga transparansi penyaluran bansos.


Menurutnya, hal tersebut mesti dilakukan pemerintah agar penyaluran bansos dapat berlangsung tepat sasaran sehingga dapat mencegah timbulnya tindak pidana korupsi bansos.


"Pemerintah punya banyak PR: pembenahan data penerima bansos agar tepat sasaran & transparansi penyaluran agar tidak ada korupsi," pungkasnya.


"Nah gini, (PSI) jangan mengecilkan diri cuma jadi oposisi Pemprov DKI Jakarta," tulis akun @Code***.


"Hari ini pemerintah melihat masyarakat dengan sebelah mba. Seandainya hari ini pemerintah melakukan aturan yang namanya pembebasan Covid-19 makan hari ini. Masyarakat tidak akan merasakan susahnya menghadapi persoalan yang sedang terjadi," tulis akun @laila***. [Democrazy/rep]

Penulis blog