HEALTH

Begini Tanggapan Ahli RI soal Tak Diakuinya Sinovac dalam Daftar Vaksinasi Nasional Singapura

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
HEALTH
Begini Tanggapan Ahli RI soal Tak Diakuinya Sinovac dalam Daftar Vaksinasi Nasional Singapura

Begini Tanggapan Ahli RI soal Tak Diakuinya Sinovac dalam Daftar Vaksinasi Nasional Singapura

DEMOCRAZY.ID - Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menanggapi soal vaksin Covid-19 asal China, Sinovac yang tidak diakui Singapura. 


Menurut Dicky, jika dalam konteks kenegaraan, setiap negara ingin memastikan orang yang masuk ke wilayahnya adalah orang yang sudah mendapatkan vaksin dengan proteksi yang maksimal. 


"Kalau bicara negara lain, tentu setiap negara memastikan orang yang masuk ke wilayahnya adalah orang-orang yang sudah dapat vaksin dengan fungsi proteksi yang optimal," ujar Dicky lewat sambungan telepon, Kamis (8/7).


Ia mengatakan hal ini bukan tidak mungkin terjadi pada vaksin Covid-19 lain bila ada temuan tidak ampuh melawan virus coroan varian baru. 


"Ini adalah kondisi yang bukan hanya bisa terjadi pada Sinovac, tapi beberapa vaksin lain yang tidak menunjukkan efektivitas pada varian terbaru yang mengancam," ujar Dicky. 


Meski begitu Dicky tidak menampik bahwa vaksin Sinovac efektif untuk meminimalisir kesakitan dan kematian pada pasien Covid-19, dengan varian tertentu. 


Namun, dijelaskan Dicky, harus tetap dicari tahu berapa efikasi vaksin itu pada varian terbaru. 


Lantas ia menjelaskan, efikasi vaksin terhadap varian virus terbaru dengan virus orisinal tentunya berbeda. 


Ia mengatakan efikasi cenderung lebih menurun saat ini, terlebih banyaknya kasus kematian pada tenaga kesehatan yang sudah menerima Sinovac. 


"Ini menjadi concern bahwa akan ada potensi pertama mungkin dia menurun potensi proteksinya setelah enam bulan, dia [vaksin Sinovac] tidak efektif terhadap varian baru," tukas Dicky.


Pemerintah Singapura sebelumnya dilaporkan tidak mengakui vaksin Covid-19 jenis Sinovac, dalam program vaksinasi nasional. 


Singapura mengandalkan dua vaksin buatan Amerika Serikat, yakni Moderna dan Pfizer-BionTech. Alasannya, lantaran memiliki efikasi lebih dari 90 persen berdasarkan uji klinis. 


Sementara Sinovac disebut menunjukkan tingkat kemanjuran yang jauh lebih rendah, yakni 50,4 persen hingga 90 persen. 


Dicky juga menyarankan kepada pemerintah Indonesia untuk memberikan vaksin dosis tambahan atau vaksin booster, pada penerima vaksin jenis Sinovac dalam waktu dekat. 


Hal ini disebutnya sebagai bentuk respons terhadap banyaknya varian baru virus corona, yang kini sudah menyebar di beberapa wilayah Indonesia. 


Jika belum tersedia, dijelaskan Dicky, dapat dikombinasikan dengan platform vaksin lain, seperti vaksin Astrazeneca, Pfizer atau Johnson & Johnson. [Democrazy/cnn]

Penulis blog