POLITIK

Terungkap! Misteri Kamar Tes Nomor 2 TWK KPK: Kami Sudah Ditarget!

DEMOCRAZY.ID
Juni 05, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Terungkap! Misteri Kamar Tes Nomor 2 TWK KPK: Kami Sudah Ditarget!

Terungkap-Misteri-Kamar-Tes-Nomor-2-TWK-KPK-Kami-Sudah-Ditarget

DEMOCRAZY.ID - Giri Suprapdiono, eks Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengungkap berbagai kejanggalan yang ditemuinya saat menjalani tes wawasan kebangsaan (TWK) sebagai syarat alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN).


Undang-Undang KPK hasil revisi (UU Nomor 19 Tahun 2019) mengamanatkan seluruh pegawai KPK berstatus ASN.


Namun, TWK yang diselenggarakan sebagai syarat alih status itu menuai banyak kontroversi. 


Sebanyak 75 pegawai, mayoritas dikenal sebagai pegawai berintegritas dan memiliki reputasi dalam memberantas korupsi besar, dinyatakan tidak lolos TWK.


Awalnya, 75 pegawai itu dinonaktifkan oleh KPK. Setelah tekanan dari publik memuncak, KPK menyaring 24 di antaranya untuk dibina sementara 51 yang lain tetap dinonaktifkan karena dinilai sudah 'merah'.


Giri Suprapdiono mengatakan, sejak awal pelaksanaan TWK kejanggalan sudah terasa dari perbedaan perlakuan terhadap peserta tes tertentu.


"Ada perlakuan yang berbeda. Jadi, setelah kita tanya, 13 dari 75 orang ini diwawancara di ruang nomor 2," sebut Giri Suprapdiono dikutip Pikiran-rakyat.com dari video yang diunggah kanal Youtube Jakaratnicus pada 4 Juni 2021.


"Pak Sujanarko, Novel Baswedan, saya, rata-rata diwawancara di ruangan nomor 2," ucap Giri mengimbuhkan.


"Dari pembagian ruangan sudah terlihat bahwa orang yang lulus hanya mereka yang ada di ruangan tertentu padahal ruangannya ada 30."


Selain pembagian ruangan, hal yang dicurigai Giri Suprapdiono adalah durasi wawancara masing-masing orang.


"Kemudian dari durasi wawancara juga berbeda. Ada yang ditanya 10 menit, ada yang 2,5 jam. Bahkan saya menunggu di ruang kosong sendirian selama 2 jam sebelum diwawancara," tuturnya.


"Kalau ini disebut sebagai tes yang sama (untuk setiap peserta), saya pikir perlakuannya pun seharusnya sama."


"Jadi, kami menduga kuat bahwa orang-orang ini memang sudah ditarget dari awal," ucap Giri Suprapdiono. [Democrazy/pkry]

Penulis blog