KRIMINAL

Terkenal Sadis dan Kejam, Begini Mirisnya Kim Jong Un Perlakukan 'Anak Yatim Piatu' di Korea Utara

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
KRIMINAL
Terkenal Sadis dan Kejam, Begini Mirisnya Kim Jong Un Perlakukan 'Anak Yatim Piatu' di Korea Utara

Terkenal-Sadis-dan-Kejam-Begini-Mirisnya-Kim-Jong-Un-Perlakukan-Anak-Yatim-Piatu-di-Korea-Utara

DEMOCRAZY.ID - Sepertinya sudah menjadi rahasia umum jikalau pemimpin Korea Utara (Korut), yakni Kim Jong Un, terbilang sadis dan kejam. 

Bagaimana tidak? Setiap warga negara Korut harus taat terhadap aturan negara, meskipun sebagiannya sangatlah aneh.


Akan ada konsekuensi menanti jika tak mematuhi aturan yang bahkan bisa berakhir pada kematian. 


Kendati hanya masalah sepele dan tergolong kecil, dengan tegas hukuman akan tetap dijatuhkan. 


Maka dari itulah pemimpin tertinggi Korea Utara tersebut dikenal memiliki hati yang dingin.


Baca Juga: Sadis! Usai Ceburkan Jenderal ke Tanki Piranha, Pemimpin Korut Dikabarkan...


Bahkan, anak-anak tak berdosa sekalipun tak luput dari kekejaman pemerintahan Korut. 


Dilansir  dailystar.co.uk pada Selasa, 1 Juni 2021, menurut laporan PBB, anak-anak di Korea Utara dipaksa untuk melakukan pekerjaan keras dan seringnya berbahaya.


Mirisnya, sebagian besar dari anak-anak tersebut adalah mereka yang tak lagi memiliki orang tua alias yatim piatu.


Dilaporkan bahwa anak-anak berusia 16 tahun atau lebih muda secara paksa didaftarkan ke dalam pekerjaan bergaya militer di Korea Utara.


Para remaja, yang digambarkan sebagai yatim piatu dan pelajar, dipaksa melakukan tugas selama 10 tahun dengan jam kerja yang panjang dan tentu saja termasuk pekerjaan berat.


“Siswa menderita cedera fisik dan psikologis, kekurangan gizi, kelelahan, dan gangguan pertumbuhan akibat kerja paksa yang diwajibkan,” jelas laporan Departemen Luar Negeri AS.


Namun, tentu saja Korea Utara membantah laporan tersebut, di mana menurut klaim dari kantor berita negara Korut, yaitu KCNA, lulusan sekolah yatim piatu secara sukarela bekerja di bidang yang sulit, seperti misalnya di lokasi konstruksi dan tambang batu bara.


“Lusinan anak yatim piatu bergegas ke Kompleks Penambangan Batubara Area Chonnae untuk memenuhi sumpah mereka untuk membalas budi,” tegas pihak KCNA. 


“Bahkan mereka melakukannya sebagai bukti cinta mereka kepada partai komunis yang berkuasa selama bertahun-tahun dengan mendidik mereka.”


Ya, KCNA mengklaim bahwa para remaja itu secara sukarela bekerja di tempat-tempat kerja besar untuk pembangunan sosialis atas keinginan mereka sendiri, di mana mereka memiliki tujuan untuk memuliakan masa muda mereka dalam perjuangan untuk kemakmuran negara.


Menurutnya, di masa muda, anak-anak itu memiliki kebijaksanaan, keberanian, dan antusiasme yang tinggi untuk menjadi sukarelawan dengan tujuan melayani.


Sebagai informasi, ketika media milik Pemerintah menyiarkan resmi tentang orang-orang muda yang mempertaruhkan hidup mereka, Pemerintah Pyongyang, ibu kota Korut, menghindar alias enggan mengonfirmasi hal tersebut. 


Sementara itu, sebelumnya Kim Jong Un mengakui dalam sebuah surat kepada para pemimpin serikat pekerja menyampaikan bahwa negara itu telah menghadapi kesulitan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.


Namun, menurutnya, kekuatan dan prestise nasional Korea Utara telah ditingkatkan oleh kesetiaan dan perjuangan heroik para pekerja.


Pada tahun 2017, Komite Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa mereka sangat prihatin tentang anak-anak Korea Utara yang diminta untuk menjadi sukarelawan dalam waktu yang lama di mana mereka bisa seharian diminta untuk bekerja di pertanian dan di tambang.


Tentu saja menurut PBB itu melanggar hak-hak anak yang seharusnya digunakan untuk pendidikan, kesehatan, istirahat, dan waktu luang. [Democrazy/trk]

Penulis blog