POLITIK

Nilai Jurnal Riset Megawati Tak Etis, Rocky Gerung: Jurnal Riset Itu untuk Diperdebatkan, Bukan Cari Pujian!

DEMOCRAZY.ID
Juni 09, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Nilai Jurnal Riset Megawati Tak Etis, Rocky Gerung: Jurnal Riset Itu untuk Diperdebatkan, Bukan Cari Pujian!

Nilai-Jurnal-Riset-Megawati-Tak-Etis-Rocky-Gerung-Jurnal-Riset-Itu-untuk-Diperdebatkan-Bukan-Cari-Pujian

DEMOCRAZY.ID - Sebelum digelar pidato pengukuhannya sebagai profesor kehormatan Universitas Pertahanan (Unhan), jurnal penelitian Megawati Soekarnoputri tiba-tiba disorot oleh netizen di dunia maya.


Sebagai sesama akademisi, Rocky Gerung memandang jurnal penelitian Megawati Soekarnoputri sebagai jurnal penelitian yang aneh dan tidak etis.


Pasalnya, jurnal penelitian yang berjudul “Kepemimpinan Presiden Megawati Pada Era Krisis Multidimensi 2001-2004” itu ditulis sendiri oleh Megawati Soekarnoputri.


Berbeda hal dengan Presiden Soekarno, Rocky Gerung menyebut jika otobiografi presiden pertama Indonesia itu dapat dijadikan sebagai kajian akademis karena otobiografinya ditulis oleh seorang wartawan Amerika Serikat, Cindy Adams.


“Beda dengan Presiden Soekarno, otobiografinya itu tidak ditulis oleh diri sendiri, melainkan ditulis oleh seorang wartawan Amerika Serikat. Ini baru bisa dijadikan kajian akademis,” ucap Rocky Gerung melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rabu, 9 Juni 2021.


“Menurut saya ada sedikit yang kurang di jurnal risetnya Bu Megawati. Padahal bisa Rektor Unhan atau Pak Prabowo sendiri yang bisa memberikan pengantar. Tapi itu hal yang merepotkan,” lanjutnya.


Menurut Rocky Gerung, Megawati Soekarnoputri sebenarnya masih bisa membuat jurnal riset dengan judul lain.


Contohnya seperti jurnal riset yang merujuk ke keadaan negara Indonesia yang dimana menurut Rocky Gerung, Megawati Soekarnoputri bisa langsung memanelkannya dengan beberapa profesor.


Rocky Gerung memandang jurnal riset itu akan jauh lebih terhormat ketimbang jurnal riset Megawati Soekarnoputri yang sekarang.


“Padahal Bu Megawati bisa menerangkan dalam jurnal risetnya terkait keadaan negara Indonesia yang kemudian dipanel dengan beberapa profesor. Ini bisa membuat jurnal riset Bu Megawati menjadi lebih terhormat,” papar Rocky Gerung.


Pasalnya, Rocky Gerung menilai jika jurnal riset itu dibuka hanya untuk diperdebatkan, bukan untuk dipuji-puji.


“Perlu diketahui, naskah jurnal riset itu biasanya dibuka untuk diperdebatkan, tapi kelihatannya ini bakal jadi monolog dari Bu Megawati,” ungkap Rocky Gerung.


Walaupun begitu, Rocky Gerung berpikir jika jurnal riset Megawati Soekarnoputri membuat bingung para penguji.


“Kalo misalnya para penguji itu mempersoalkan isi jurnal riset Bu Megawati, itu berbahaya karena buzzer-buzzer akan mengamuk dan menuding mereka anti Megawati dan oposisi pada pemerintahan,” jelas Rocky Gerung.


Maka dari itu, Rocky Gerung mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak serta-merta membawa jurnal riset Megawati Soekarnoputri ke ranah politik.


“Saya ingatkan buzzer itu tidak boleh marah karena ini jurnal riset Bu Megawati itu sudah masuk ranah akademik, bukan ranah politik,” tutupnya. [Democrazy/gmd]

Penulis blog