POLITIK

Tanggapi Serangan Ngabalin ke Busyro, Rocky Gerung: Otak & Dengkulnya Nyampur, Istana Semakin Penuh Kedunguan!

DEMOCRAZY.ID
Mei 15, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Tanggapi Serangan Ngabalin ke Busyro, Rocky Gerung: Otak & Dengkulnya Nyampur, Istana Semakin Penuh Kedunguan!

Tanggapi-Serangan-Ngabalin-ke-Busyro-Rocky-Gerung-Otak-dan-Dengkulnya-Nyampur-Istana-Semakin-Penuh-Kedunguan

DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung turut angkat bicara terkait tudingan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang menyebut Busyro Muqoddas berotak sungsang.

Tudingan Ali Mochtar Ngabalin tersebut menyusul kritik yang dilayangkan Busyro Muqoddas terkait penonaktifan 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi.


Merespon pernyataan Ngabalin, Rocky gerung justru balik memberikan sindiran dengan narasi khas dirinya.


Ia menyebut bahwa yang mengatakan Busyro Muqoddas berotak sungsang justru sedang mengalami otak dan dengkul sedang bercampur.


"Mungkin yang ngomong otak dan dengkulnya juga nyampur," kata Rocky Gerung dikutip dari saluran YouTube Rocky Gerung Official Sabtu, 15 Mei 2021.


Rocky Gerung menilai bahwa hal demikian biasa terjadi di Indonesia khususnya dalam perdebatan politik selama ini.


Ia menyebut bahwa upaya seseorang untuk memenangkan perdebatan namun tidak mampu memenangkan isunya, justru menyerang dan melemahkan mental orang lain.


"Selalu berulang di dalam orang melakukan debat dan berupaya untuk memenangkan isu yang sedang didebatkan tapi dia gak mampu memenangkan isunya dengan susunan argumentasi yang koheren maka dia cari cara untuk melemahkan mental orang itu dengan mengolok-olok misalnya," jelas Rocky Gerung.


Lebih jauh ia menduga justru Busyro Muqoddas dalam hal ini tidak merasa terhina dengan apa yang disebutkan oleh Ngabalin. 


Hal itu kata dia, karena Busyro menyadari bahwa yang melontarkan pernyataan adalah seorang yang nalarnya dungu.


"Saya tentu tahu bahwa Pak Busyro juga anggap dia nggak ngerasa terhina karena dia tahu bahwa yang ngomong itu nalarnya dungu," katanya.


Ia menyoroti bahwa kejadian semacam ini bakal terus terjadi manakala istana tidak dibekali dengan kemampuan argumentasi yang logis dan dewasa.


Padahal kata dia, politik sudah semestinya diasuh dengan argumentasi yang logis dan dewasa.


Pada akhirnya ia dapati kesimpulan bahwa istana terus-menerus alami kelebihan kedunguan. Atau dalam bahasa lain berlebih dalam logical fallacy.


"Jadi terus menerus istana ini kelebihan kedunguan, kalau saya pakai bahasa logikanya istana ini berlebih dalam membuat logical fallacy," pungkasnya. [Democrazy/gmd]

Penulis blog