POLITIK

Pengamat Ini Sebut Novel Baswedan Sengaja Tak Loloskan Diri di TWK, Ini Alasannya

DEMOCRAZY.ID
Mei 24, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Pengamat Ini Sebut Novel Baswedan Sengaja Tak Loloskan Diri di TWK, Ini Alasannya

Pengamat-Ini-Sebut-Novel-Baswedan-Sengaja-Tak-Loloskan-Diri-di-TWK-Ini-Alasannya

DEMOCRAZY.ID - Novel Baswedan diduga kuat memang sengaja tidak meloloskan diri pada Test Wawasan Kebangsaan (TWK) saat proses alih status ASN bagi pegawai KPK.

Demikian pandangan pengamat sosial politik Tamil Selvan kepada redaksi, Senin (24/5).


Pria yang akrab disapa Kang Tamil ini menilai, isu gagalnya 75 pegawai KPK tak penuhi syarat dalam TWK memang sengaja dibuat dan disajikan kepada publik seolah dirancang guna "menyingkirkan" pegawai KPK yang tidak bisa bekerjasama.


Padahal, buktinya 1.351 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lulus dan dinyatakan memenuhi syarat dalam TWK, dengan kata lain sebesar 94 persen pegawai KPK dinyatakan bisa melewati TWK yang materi dan soal-soal pengujiannya dibuat oleh Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Pusat Intelijen (Pusintel) TNI Angkatan Darat (AD), Dinas Psikologi TNI AD, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).


"Tentukan tidak masuk logika, ketika 75 pegawai senior di KPK tersebut bisa "lebih bodoh" wawasan kebangsaanya dari mayoritas 1.351 pegawai KPK yang lolos dalam TWK," ujar Tamil heran.


Dibalik strategi tak meloloskan diri ini, 75 pegawai senior KPK ini, kata Tamil ingin menguji respon publik, pemerintah hingga Presiden jika mereka tidak lagi berada di KPK maka lembaga pemburu koruptor itu akan hancur.


"Saya membaca ada komunikasi terselubung untuk membangun narasi seolah 75 orang itu adalah penentu hidup dan matinya KPK. Kalau 75 orang itu tidak ada lantas integritas KPK akan punah, hal inilah yang dipampang di ruang publik," sesal Tamil.


Menurut dia, Novel Cs sengaja membangun opini bahwa 75 pegawai KPK tersebut merupakan yang paling bersih dan lainnya tidak.


"Novel Cs ini terlalu bermain opini publik yang bertujuan politik untuk merebut simpati publik, sangat disayangkan" sesal Tamil.


Padahal, Tamil mengatakan, mantan ketua DPR RI Fahri Hamzah saat itu pernah menyampaikan ada 1.000 temuan kejanggalan pada KPK.


"Terungkap juga kan, ada permainan pada kasus Walikota Tanjung Balai yang libatkan internal KPK," ujar Kang Tamil. [Democrazy/rmol]

Penulis blog