KRIMINAL PERISTIWA

Pejabat Israel Mengaku Negaranya Ingin Berdamai dengan Palestina, Tapi Terhalang Ini

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
KRIMINAL
PERISTIWA
Pejabat Israel Mengaku Negaranya Ingin Berdamai dengan Palestina, Tapi Terhalang Ini

Pejabat-Israel-Mengaku-Negaranya-Ingin-Berdamai-dengan-Palestina-Tapi-Terhalang-Ini

DEMOCRAZY.ID - Penasehat utama Perdana Menteri Israel, Mark Regev secara mengejutkan mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah lama ingin berdamai dengan Palestina. 

Namun, upaya tersebut selalu dihalangi pihak ketiga, yakni Hamas.


Disitat dari BBC, Mark Regev yang pernah menjabat sebagai Duta Besar atau Dubes Israel untuk Inggris menjelaskan, Hamas sebenarnya ‘otak’ di balik konflik Israel-Palestina. 


Sebab, menurutnya, kelompok milisi terbesar di Palestina itu selalu yang memulai gara-gara.


Sayangnya, kata Regev, tak banyak pihak mengetahui kebenaran tersebut. 


Selama ini, yang publik pahami, konflik itu hanya melibatkan Israel dan Palestina. 


Padahal, menurut dia, kenyataannya tidak demikian.


“Mereka (Hamas) memulai rangkaian tindak kekerasan ini tanpa alasan apapun, dan mereka sekarang sudah menanggung akibatnya,” ujar Regev, Sabtu 22 Mei 2021.


Lebih jauh, dia menambahkan, konflik di Gaza yang berakhir dengan gencatan senajata, Jumat 21 Mei 2021, telah melemahkan kelompok Hamas dan membuka jalan untuk perjanjian damai. 


Selain itu, dia berharap, suara moderat dari publik Palestina bisa lebih digaungkan.


Sebab, pihaknya sudah sejak lama ingin berdamai dengan Palestina dan merajut hubungan lebih baik. 


Namun, sekali lagi, keberadaan Hamas membuat rencana tersebut selalu gagal terwujud.


“Apa yang bisa Anda lakukan kalau Hamas menentang semua solusi politik? Saya harap, kami bisa berdamai dengan warga Palestina, tetapi hal itu tidak akan terjadi dengan Hamas,” tegasnya.


Sementara, di pihak lain, Ketua Bidang Politik Hamas, Ismail Haniya mengindikasikan, Hamas telah menang dalam pertempuran yang berlangsung selama 11 hari. 


Haniya mengklaim, akhir konflik dengan Israel kali ini merupakan ‘lompatan besar dalam sejarah konflik mereka melawan musuh’.


“Perang ini meruntuhkan ilusi untuk negosiasi,” tutur Haniya, sembari menyebut bahwa perlawanan yang dilakukan Hamas merupakan ‘pilihan strategi terbaik’ untuk kemerdekaan .


“Kami sebagai sebuah gerakan dan pemimpin pergerakan, bersama orang-orang baik bangsa ini dan seluruh dunia, akan membangun Gaza kembali,” kata dia.


Diketahui, Israel, Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat lainnya memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris dan tidak bersedia berunding dengan mereka. 


Saat ini, Hamas menguasai hampir sepenuhnya Jalur Gaza, sementara Otoritas Palestina yang diakui masih dipegang kelompok Fatah. [Democrazy/hps]

Penulis blog