Hal ini disampaikan oleh Hariadi Wibisono, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia dan Panji Fortuna, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (29/4).
"Setiap kerumunan bisa meningkatkan risiko terjadinya penularan. Tidak ada perbedaan," kata Hariadi Wibisono.
Saksi ahli lain, pakar epidemiologi dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran Panji Fortuna juga mengatakan bahwa setiap kerumunan berpotensi meningkatkan risiko penularan Covid-19.
"Yang meningkatkan risiko bukan nama kerumunannya, tetapi kerumunannya. Jadi mau itu maulid, kampanye, apakah itu (konser) musik rock, itu kerumunan," kata Panji Fortuna.
Panji juga mengatakan untuk mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia, semua kerumunan yang berpotensi terjadi penularan harus ditiadakan.
"Kalau sebagian kerumunan ada, sebagian kerumunan tidak ada, kurang efektif dibandingkan semua kerumunan ditiadakan," ucap Panji. [Democrazy/jpn]