Dalam screenshot yang dibagikan netizen, terlihat komentar di salah satu postingan yang membicarakan nasib 53 orang yang tenggelam tersebut.
Terlihat, netizen pemilik akun Anth Hamz, awalnya berharap, agar 53 orang yang tenggelam tersebut tidak seperti Firaun.
"Mudah-mudahan 53 orang yang tenggelam kemaren bukan seperti Firaun ya Ustadzah," tulis Anth Hamz.
Lalu, akun Annisa Icha menjawab "Na'am... Wallahu A'lam Bishowab."
"Annisa Icha jawaban yang bagus..." balas Anth Hamz.
Lalu, seorang netizen pemilik akun Irdu Nraidan ikut berkomentar: "Anth Hamz jelas lah mereka mti seperti fir'aun... (emoticon tertawa) mati dlm keadaan kafir."
Terkini.id masih menelusuri kebenaran postingan tersebut.
Diduga, komentar itu terjadi dalam postingan media sosial facebook. Adapun akun dengan nama Annisa Icha yang diketahui pemilik postingan tidak ditemukan di media sosial.
Cikal Bakal Khawarij
Inluencer di media sosial, Shanty Khalid menilai munculnya komentar-komentar nyinyir yang senang dengan tenggelamnya KRI Nanggala 401 hingga mengkafirkan aparat pemerintah menunjukkan cikal bakal khawarij.
Untuk diketahui, kaum khawarij meurut sejarah, merupakan golongan kaum yang beragama Islam, menguasai Alquran dan Hadits namun tidak segan memusuhi umat Islam lain, mengkafirkan bahkan membunuh karena tidak sepaham.
"Pada zaman Nabi Muhammad... setelah perang Hunain umat Islam mendapat ghanimah atau harta rampasan Namun.... saat itu Rosululloh membaginya dengan cara tidak biasa.
Para sahabat senior tidak mendapat bagian. Hanya para muallaf (orang yang baru masuk Islam) yang mendapatkannya.
Pembagian yang dilakukan Nabi tersebut meski tidak dipahami sahabat mereka memilih diam karena semua tahu itu perintah Alloh subhanahu wata'ala.
Nabi selalu dibimbing wahyu dalam tindakannya.
Namun.... tak dinyana ada orang yang maju ke depan melakukan protes.
Sahabat tersebut perawakannya kurus jenggot panjang jidatnya hitam namanya Dzil Khuwaisir
~I’dil (berlaku adillah) ya Muhammad bagi-bagi yang adil Muhammad~
Kurang lebih begitu protesnya. Lalu Rosululloh pun menjawab dengan tegas ~Celakalah kamu...Yang saya lakukan itu diperintahkan Alloh~ Lalu orang itu pun pergi. Nabi Muhammad berkata.... Kurang lebih begini... ~Nanti dari umatku ada orang seperti itu.
Dia bisa membaca Al Qur’an, tapi tidak tidak paham. Hanya di bibir dan tenggorokan.
Saya tidak termasuk mereka dan Mereka tidak termasuk saya," tulis Shanty.
Tambah dia, pada tahun 40 H, Sayyidina Ali bin Abi Thalib dibunuh ketika sedang melakukan sholat karena dianggap kafir.
Pasalnya, Ali Bin Abi Thalib dalam menjalankan pemerintahannya tidak dengan hukum Islam tapi hukum musyawarah.
"Sang pembunuh menggunakan ayat ~wa man lam yahkum bi ma anzalallohu fahuwa kafirun~ sebagai sandaran perbuatannya.
Ironisnya... pembunuhan itu terjadi pada bulan puasa saat seharusnya pada siang hari makan dan minum saja tidak dilakukan apalagi membunuh.
Siapakah pembunuh itu? Ia bukan oleh orang kafir melainkan seorang Muslim namanya Abdurrahman bin Muljam At-Tamimi atau Lebih di kenal dengan Ibnu Muljam dari suku Tamimi.
Pembunuh itu ahli tahajud puasa dan bahkan hafiz Qur’an. Ibnu Muljam adalah orang yang memahami ayat Al-Qur’an dengan cara salah," tulisnya.
Menurut dia, orang-orang sekarang yang nyinyir dengan pemerintahan dengan menuduhnya kafir, thogut, dan bersyukur saat aparat meninggal, merupakan para khawarij sosmed.
"Mereka yang menyebut para prajurit yang Syahid dalam bertugas dengan mati dalam kekafiran. Sebaiknya mereka ini jangan tinggal di indonesia. Ada tentara saja masih ada aja yang ngusik tanah kita, apalagi ga ada mereka," tambahnya. [Democrazy/trk]