PERISTIWA

Kasihan! Ayahnya Ditangkap Polisi Dituding Teroris, Sang Anak Tiap Pagi Menangis Cari Ayahnya

DEMOCRAZY.ID
April 08, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
Kasihan! Ayahnya Ditangkap Polisi Dituding Teroris, Sang Anak Tiap Pagi Menangis Cari Ayahnya

Kasihan-Ayahnya-Ditangkap-Polisi-Dituding-Teroris-Sang-Anak-Tiap-Pagi-Menangis-Cari-Ayahnya

DEMOCRAZY.ID - Sambil mengibarkan sarung, anak laki-laki berumur 8 itu berlari-lari di Gang Kenanga, Kelurahan Jati Padang, Jakarta Selatan, seolah-olah sedang terbang dengan sayap. 

Saking asiknya bermain, dia tak sengaja menjatuhkan sarung warna hijau itu ke bibir aspal.


"Jangan dijatuh-jatuhin sarungnya, itu kan nanti buat salat," kata paman si bocah, Awang Suharja, memperingatkan untuk menjaga kebersihan sarung, Kamis, 8 April 2021.


Menurut Awang, keceriaan keponakannya di sore itu akan berbanding terbalik di setiap pagi. HA, bocah itu kerap meraung-raung mencari lelaki yang dipanggilnya 'Papa' setiap bangun tidur. Lelaki yang dicari HA adalah Nauval Farisi, seorang buron terduga teroris.


"Bahkan Selasa kemarin, seharian nangis terus di dapur, nanya 'papa mana, papa mana', ya udah saya gendongin aja," ucap kakak ipar Nauval itu.


Awang mengatakan Nauval pergi meninggalkan istri dan anaknya setelah Nisfu Sya'ban, yakni Senin petang, 29 Maret 2021. 


Sang anak sempat bertanya ke mana ayahnya akan pergi, tapi tak dijawab.


Nauval sempat pamit kepada Awang yang sedang duduk-duduk di gang itu. 


Sambil mengendarai motor bersama satu orang lainnya, Nauval menyampaikan kata pamit singkat kepada kakak ipar sekaligus tetangganya itu.


"Saya pamit, dua guru saya sudah ketangkap," ucap Awang menirukan kata-kata Nauval.


Awang tak benar-benar paham siapa guru yang dimaksud Nauval. 


Namun dari informasi yang disampaikan istrinya, Nauval ikut dalam sebuah pengajian di kawasan Condet, Jakarta Timur. 


Sementara sebelum munculnya nama Nauval dalam daftar pencarian orang (DPO), Polri telah menangkap terduga teroris lainnya di kawasan Condet dan Bekasi.


Awang mengatakan Nauval ikut dalam pengajian di Condet tak lama setelah Front Pembela Islam (FPI) dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh Pemerintah Indonesia. 


Nauval disebut masuk ke pengajian itu karena diajak oleh Yusuf Iskandar alias Jerry, buron terduga teroris lainnya.


Jerry adalah teman masa remaja Awang. Dulunya, Jerry juga tinggal di Gang Kenanga, Kelurahan Jati Padang, Jakarta Selatan. 


Namun, dia telah menjual rumah warisan orang tuanya di sana, dan pindah ke tempat lain.


"Tapi saudara-saudaranya masih di sini," kata pembuat kerajinan tangan dari bahan baku koran bekas dengan merek Hasta Karya Handicraft itu.


Jerry adalah anak ke-6 dari 10 bersaudara. Menurut Awang, Jerry pindah dari Gang Kenanga setelah bercerai, dan menikah lagi dengan perempuan lain, sekitar 10 tahun lalu. 


Walau tak lagi tinggal di sana, Jerry disebut masih sering datang ke Gang Kenanga, untuk ke tempat kakaknya dan berangkat pengajian bersama Nauval.


"Kalau ngaji (ke Condet) ya barengan, setiap malam Jumat. Ya biasa aja, mereka rapi, pakai baju koko," kata lelaki berumur 60 tahun itu.


Ketua RT 10/RW 01, Kelurahan Jati Padang, Taufik Umar, mengakui bahwa Jerry memang masih tercatat sebagai warganya di KTP maupun Kartu Keluarga, walau tak lagi tinggal di Gang Kenanga. 


Taufik juga mengatakan bahwa Jerry masih sering ke gang itu untuk bertemu kakaknya.


"Kalau dia ke sini, ke tempat kakaknya, dia pasti salat berjamaah di masjid sini, di An-Nur. Di situ saya paling ketemu sama dia," kata Umar.


Umar menilai Jerry adalah orang yang alim dan ramah. Bahkan ketika ada pembagian bantuan sosial atau bansos untuk warga terdampak Covid-19, Jerry datang ke rumah Umar. 


Tak ada sikap yang menimbulkan kecurigaan akan keterkaitannya dengan terorisme di mata lelaki 57 tahun  itu.


"Memang setahu saya dia simpatisan FPI, tapi yang saya tahu orang FPI itu biasa aja, kayak NU, ikut tahlilhan, selametan, maulid-an, juga," kata Umar.


Sebelumnya, Markas Besar Polri membeberkan masih ada tiga orang terduga teroris yang buron. 


Mereka adalah Arief Rahman Hakim, Nouval Farisi, dan Yusuf Iskandar. 


"Ketiganya buronan DPO Densus 88 Antiteror Polri," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi pada Rabu, 7 April 2021.


Berdasarkan informasi beredar, tiga buron itu merupakan hasil pengembangan dari pemeriksaan terhadap Zulaimi Agus, yang sebelumnya ditangkap di wilayah Bekasi pada pekan lalu. 


Zulaimi masih berada dalam satu jaringan dengan tiga teroris yang ditangkap di Bekasi dan Condet.


Mereka ditengarai membuat bom jenis TATP untuk memancing kerusuhan dalam aksi unjuk rasa. 


Dari pengakuan Zulaimi Agus, Arief Rahman Hakim, Yusuf Iskandar, dan Nouval, ayah anak berinisial HA itu ikut merencanakan dan terlibat dalam pembuatan bom. [Democrazy/tmp]

Penulis blog