POLITIK

Telak! Elite PD Sebut Jhoni Allen Hanya Sebatas "Sosok Pinggiran" Saat Pendirian Partai

DEMOCRAZY.ID
Maret 02, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Telak! Elite PD Sebut Jhoni Allen Hanya Sebatas "Sosok Pinggiran" Saat Pendirian Partai

Telak-Elite-PD-Sebut-Jhoni-Allen-Hanya-Sebatas-Sosok-Pinggiran-Saat-Pendirian-Partai

DEMOCRAZY.ID - Elite Partai Demokrat (PD) Aam Sapulete membantah tudingan Jhoni Allen Marbun yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak berdarah-darah mendirikan partai. 

Aam menyebut Jhoni Allen sebagai pemain pinggiran yang tidak tahu fakta-fakta pendirian PD.


Aam awalnya menceritakan soal pendirian Partai Demokrat yang dimulai dari penyelenggaraan rapat yang dipimpin SBY pada 2001. 


Dari rapat tersebut, dibentuklah tim pendirian PD yang bernama Tim 9.


"Berdirinya Partai Demokrat berawal pada 12 Agustus 2001. Ketika itu, sejumlah penggagas melakukan rapat di apartemen Hilton. Rapat yang dipimpin SBY itu membentuk tim pelaksana yang terdiri dari Vence Rumangkang, A. Yani Wahid, Achmad Kurnia, Adhiyaksa Dault, Baharuddin Tonti dan Shirato Syafei," kata Aam, kepada wartawan, Selasa (2/3/2021).


"Kemudian, diadakan pertemuan lagi pada tanggal 19 Agustus 2001 dan ini menjadi cikal bakal pendirian Partai Demokrat. Dalam pertemuan tersebut, Vence Rumangkang menyatakan rencana pendirian partai akan tetap dilaksanakan dan hasilnya akan dilaporkan kepada SBY," imbuhnya.


Aam melanjutkan ceritanya. Pada 20 Agustus 2001, dibantu oleh Sutan Bhatoegana, Vence Rumangkang mengumpulkan orang-orang yang akhirnya membentuk Tim 9 yang beranggotakan 10 orang. 


Tim 9 ini bertugas mematangkan konsep-konsep pendirian sebuah partai politik.


"Kesepuluh orang tersebut adalah Vence Rumangkang, Ahmad Mubarok, A. Yani Wachid, Subur Budhisantoso, Irzan Tanjung, RMH Heroe Syswanto Ns, Saragih, Dardji Darmodihardjo, Rizald Max Rompas, dan T Rusli Ramli," papar Aam.


Selain nama-nama tersebut, Aam menyebut ada beberapa orang yang sekali atau dua kali ikut berdiskusi. 


Namun, karena butuh 50 orang untuk syarat mendirikan partai, mereka pun melengkapinya menjadi 99 orang.


"Partai Demokrat kemudian disahkan di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan, di hadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH," ungkapnya.


Menurut Ketua Jaringan Nusantara itu, ada 46 dari 99 orang yang menyatakan bersedia menjadi pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani akta pendirian Partai Demokrat. 


Sementara itu, lanjut Aam, 53 orang lainnya tidak hadir tetapi memberikan surat kuasa kepada Vence Rumangkang.


"Dapat disimpulkan, sejatinya penggagas utama Partai Demokrat adalah SBY. Namun tentu saja nama SBY tidak ada di daftar 99 nama yang menandatangani akte pendirian Partai. SBY itu orang pintar. Sejak 10 Agustus 2001, SBY dipercaya menjabat sebagai Menko Polkam dalam Kabinet Gotong Royong. Oleh karena itu, urusan pendirian Partai Demokrat diserahkan kepada Tim 9," sebutnya.


Aam menyebut Jhoni Allen Marbun tidak mengetahui fakta tersebut. 


Karena itu, menurutnya, wajar jika Jhoni Allen menuduh SBY tidak berkeringat dalam mendirikan Partai Demokrat.


"Fakta tersebut yang tidak diketahui oleh Jhonni Allen, yang ternyata hanya sosok pemain pinggiran dalam proses pendirian Partai Demokrat. Hanya Tim Pelaksana dan Tim 9 yang mengetahuinya. Wajar Jhonni Allen tong kosong nyaring bunyinya. Menuduh SBY tidak berkeringat karena memang level dirinya hanya sebatas tim pinggiran yang tidak terlibat dalam rapat-rapat penting," tutur Aam.


Aam juga menyindir Jhoni Allen yang masuk kepengurusan PD periode 2015-2020.


Lebih jauh, Aam juga merespons pernyataan Jhoni Allen Marbun yang menyebut SBY merekayasa pemilihan ketua umum pada Kongres PD 2015. 


Aam heran atas sikap Jhoni Allen karena yang bersangkutan justru masuk kepengurusan PD pada 2015.


"Anehnya, baru sekarang Jhonni Allen sadar dan menggugat Kongres 2015, padahal dirinya termasuk dalam pengurus DPP Partai Demokrat periode 2015-2020 sebagai anggota Majelis Tinggi," ucap Aam.


Terakhir, Aam menyinggung perihal proses Jhoni Allen jadi anggota DPR RI periode 2014-2019. 


Dia menyebut Jhoni Allen hanyalah anggota DPR pengganti.


"Ingat, pada Pemilu 2014, Jhonni Allen sebagai caleg Nomor 1 di Dapil Sumatera Utara II dijungkalkan oleh caleg Nomor Urut 6 Rooslynda Marpaung. Itulah bukti Jhonni Allen tidak mengakar dan tidak bekerja untuk partai. Alih-alih membesarkan partai, dirinya sendiri saja gagal melenggang ke Senayan secara terhormat. Baru di ujung, tepatnya pada 18 Mei 2018, Jhoni Allen berkesempatan menginjakkan kaki di Senayan setelah PAW Rooslynda Marpaung. Pada Pileg 2019 yang lalu, bila tidak ada Demokrat dan Kader PD lainnya, belumlah tentu Jhoni Alen Marbun bisa Lolos ke Senayan," papar Aam. [Democrazy/dtk]

Penulis blog