"Kami sudah klarifikasi (ke pihak UNO). Pihak Polda yang sudah klarifikasi Pak Dir Intel," kata Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Ferry Walintukan, saat dimintai konfirmasi, Rabu (3/3/2021).
Polda Sultra meminta klarifikasi kepada pihak rektorat UHO dan juga panitia kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) tersebut.
Dia mengatakan proses klarifikasi dapat dilakukan secara fleksibel. Sehingga proses klarifikasi bisa dilakukan dengan jarak jauh.
"Klarifikasi itu bisa telepon," ujarnya.
Kegiatan ospek di Pantai Nambo tersebut juga mendapatkan sorotan dari pihak yang tidak setuju dengan kegiatan tersebut.
Selain dianggap tidak bermanfaat bagi akademis, warganet juga mengingatkan soal kondisi pandemi COVID-19.
Dalam video viral yang beredar, terlihat sejumlah mahasiswa diminta bergulungan di pasir hingga masuk ke dalam air pantai.
Selain itu ada juga bagian video yang menunjukkan sejumlah mahasiswa diminta merebahkan diri di pinggir pantai.
Setelah itu, sejumlah orang memukul mereka yang sedang rebah di pantai yang diduga mahasiswa baru.
Terdengar seperti ada suara makian terhadap mereka yang sedang rebah diri di pantai.
Polisi menyatakan akan berkoordinasi dengan pihak Satgas Penanganan COVID-19.
Kasus ini juga tidak dapat langsung ditangani lewat jalur pidana.
"Nanti akan kami sampaikan ke Satgas COVID," katanya.
"Untuk dugaan pidananya, masih nunggu laporan," sambungnya.
Sebelumnya, Wakil Rektor III UHO Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Nur Arafah membenarkan adanya kejadian perpeloncoan saat latihan dasar kepemimpinan.
"Memang dibenarkan ada kejadian (perpeloncoan), itu merupakan latihan dasar kepemimpinan yang dilakukan oleh mahasiswa FKIP, jurusan pendidikan ekonomi," kata Nur saat dimintai konfirmasi wartawan, Selasa (2/3).
Meski begitu, ia mengaku tidak tahu soal perpeloncoan yang dilakukan itu.
Ia bahkan mengaku baru tahu setelah video itu viral di media sosial.
"Jadi kami kan juga baru tahu itu tadi malam setelah viral, atas arahan pak rektor kami langsung ambil langkah-langkah, semua ketua jurusan, wakil dekan III sebagai wakil fakultas untuk klarifikasi kejadian yang ada di foto kemarin," bebernya.
Ia membantah kabar soal dugaan perpeloncoan itu dilakukan terhadap mahasiswa baru.
Menurutnya, aksi viral tersebut merupakan kegiatan HMJ yang dilakukan terhadap angkatan 2020.
"Jadi bukan mahasiswa baru, tapi sudah semester II, itu kan kegiatan mereka kalau belum ikut LDK maka mereka kemarin ikut di kegiatan yang viral itu," ujarnya.
Namun ia juga menyayangkan tindakan perpeloncoan yang justru dilakukan di tengah pandemi.
Pasalnya, saat ini sudah ada surat edaran dari rektor untuk pembatasan kegiatan akademik dan non akademik. [Democrazy/dtk]