DAERAH PERISTIWA

Pihak Pertamina Akhirnya Buka Suara Soal "Pelibatan Ormas" Gusur Warga Pancoran

DEMOCRAZY.ID
Maret 18, 2021
0 Komentar
Beranda
DAERAH
PERISTIWA
Pihak Pertamina Akhirnya Buka Suara Soal "Pelibatan Ormas" Gusur Warga Pancoran

Pihak-Pertamina-Akhirnya-Buka-Suara-Soal-Pelibatan-Ormas-Gusur-Warga-Pancoran

DEMOCRAZY.ID - PT Pertamina (Persero) mengklaim upaya mereka dalam mengambil kembali aset tanah yang berlokasi di Jalan Raya Pasar Minggu Km 15 RT 006, RW 02, Kelurahan Pancoran, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan sudah sesuai prosedur.

Mereka membantah pengambilan dilakukan dengan melibatkan ormas tertentu. 


Pengambilan kata mereka, hanya melibatkan pendampingan dari pihak kepolisian.


"Sampai saat ini, sudah lebih dari 75% lahan telah dikembalikan kepada Pertamina, dan semua kami lakukan sesuai prosedur dan tidak ada cara-cara anarkis menggunakan ormas tertentu pada proses pemulihan aset," kata SVP Corporate Communication and Investor Relation Pertamina Agus Suprijanto dalam pernyataan yang dikeluarkannya di Jakarta, Kamis (18/3).


Sebagai informasi, sengketa kepemilikan lahan terjadi antara warga Gang Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan dengan anak usaha Pertamina, PT Pertamina Training and Consulting (PTC) pada Rabu (17/3).


Sengketa berujung ricuh. Akibat kericuhan tersebut, Perwakilan Forum Pancoran Bersatu, Leon Alvinda Putra mengatakan sejumlah warga terluka. 


"Jumlah data korban kekerasan Pancoran 22 orang. Dengan rincian korban luka ringan 15 orang, korban luka berat 7 orang. Seorang warga dengan luka berat masih dirawat di RS Tebet," katanya, Kamis (18/3) dini hari.


Salah satu warga Gang Buntu II, Kelurahan Pancoran, Warso yang mengalami luka-luka di wajah mengatakan kericuhan terjadi antara warga yang bertahan dari penggusuran Pertamina dengan sebuah ormas bersenjata rakitan. 


Akibat serangan senjata itu, bagian bawah mata kiri Warso terdapat dua luka sobek, bahkan hingga ke bibir. Luka itu kini ditutupi kain kasa.


"Kena kaca ke muka, tembus dalem. Yang atas kena paku," kata Warso.


Meski terluka, saat itu Warso tetap memaksakan diri melakukan perlawanan hingga akhirnya kepalanya berkunang-kunang. 


Seseorang yang melihat wajah dan bajunya bersimbah darah segera menggotong dirinya. 


Warso kemudian diobati warga setempat.


"Setelah darah ngocor, kunang-kunang ada yang nyeret saya ke belakang. Lihat muka saya darah semua, saya maksain terus akhirnya jatuh juga," cerita Warso. [Democrazy/cnn]

Penulis blog