AGAMA KRIMINAL PERISTIWA

Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Selalu Marahi Ibunya Jika Lakukan Ini, Bid'ah Katanya

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
KRIMINAL
PERISTIWA
Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Selalu Marahi Ibunya Jika Lakukan Ini, Bid'ah Katanya

Pelaku-Bom-Bunuh-Diri-di-Makassar-Marahi-Ibunya-Gegara-Baca-Kitab-Ini-Bidah-Katanya

DEMOCRAZY.ID - Kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) pagi memasuki babak baru.

Hari ini, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit menggelar jumpa pers di Markas Polda Sulsel Senin (29/3/2021). Kapolri pun mengungkap identitas pelaku.


Pelaku bernama Lukman. Usia 26 tahun. Sementara istrinya masih diinisialkan.


Sebelum jumpa pres, Pihak kepolisian melakukan penggeledahan rumah terduga pelaku bom bunuh diri di Makassar, di Jl Tinumbu I Lorong 132, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin (29/3/2021).


Ketua RW 1 Jl Tinumbu I, Keluharan Bungaejayya, Kecamatan Bontoala, Hamka mengatakan, jika pelaku pemboman Gereja Katedral Makassar, Lukman, merupakan anak yang penyabar.


Dari kecil pelaku bom di Makassar dikenal sebagai anak yang penyabar, apalagi sejak umur 5 tahun Lukman telah ditinggal mati oleh ayahnya.


"Ia penyabar sekali dari kecil, sudah yatim dari umur 5 tahun," ujar Hamka, Senin (29/3/2021).


Menurutnya, perubahan anak Sulung dari dua bersaudara itu, mulai terasa saat ia memutuskan untuk berhenti kuliah.


"Dia kuliah dekat sini, saya lupa kampus apa. Tapi tiba-tiba dia mau berhenti, bahkan saya kasihan sama ibunya, karena tidak mau dilarang," jelasnya.


"Berubah, dia sering pulang malam, terus sudah tidak mau bergaul sama warga di sini. Dulu memang pendiam, tapi masih mau kumpul," lanjutnya.


Setelah berhenti kuliah, tidak lama kemudian Lukman dikabarkan sudah menikah.


"Tiba-tiba menikah, tidak tahu orang mana itu (istrinya), kami tidak tahu karena tidak menikah lewat pemerintah," katanya.


Bahkan, ia tambah keras dan sering kali menegur keras ibunya, jika melakukan ritual adat, seperti barasanji.


"Dia selalu tegur orang tuanya kalau barazanji, katanya bid'ah, tidak boleh. Bahkan Lukman ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong," tuturnya.


Lanjutnya, perselisihan Lukman dan ibunya berakhir, saat Lukman dan istrinya memilih meninggalkan rumah.


"Sudah pindah di lorong sebelah, yang tadi digrebek itu, bahkan didapat ada 5 peluru," terang Hamka.


Ia mengaku, saat berita pemboman gereja tidak ada warga yang menyangka jika dia adalah Lukman.


"Tidak ada yang menyangka, kami kira cuma ikut pengajian-pengajian saja, ternyata pas ada berita bilang kalau dia warga sini, inisial L, disitu kami langsung tahu kalau itu Lukman sama istrinya," katanya.


Atas kejadian ini, pihak RT dan RW pun telah mengimbau kepada masyarakat sekitar, untuk menjaga pergaulan anaknya dengan ketat.


"Kami sudah minta warga untuk terus mengawasi pergaulan anaknya, jangan sampai terjadi hal yang sama," ujarnya.


Ia mengaku, warga sekitar tidak ada yang membenci keluarga Lukman atas kejadian ini, bahkan ia merasa iba dengan ibu dan adik Lukman.


"Kasihan ibunya, jualan di warung, cuma dibantu sama adik perempuan Lukman, pas anaknya sudah kuliah, malah berhenti, dan masuk aliran sesat. Semoga ini yang terakhir," katanya.


"Bahkan kalau dia mau dikuburkan di pemakaman sekitar, warga di sini tidak ada yang keberatan," tutupnya. [Democrazy/trbn]

Penulis blog