POLITIK

Partai Demokrat Bantah 'Tim Buser' Menangkan SBY: Darmizal Ini Sok Merasa Besar & Paling Berjasa, Padahal "Nothing"!

DEMOCRAZY.ID
Maret 10, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Partai Demokrat Bantah 'Tim Buser' Menangkan SBY: Darmizal Ini Sok Merasa Besar & Paling Berjasa, Padahal "Nothing"!

Partai-Demokrat-Bantah-Tim-Buser-Menangkan-SBY-Darmizal-Ini-Sok-Merasa-Besar-Paling-Berjasa-Padahal-Nothing

DEMOCRAZY.ID - Salah satu penggagas acara yang diklaim Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat (PD), Darmizal, mengaku menyesal pernah menjadi tim buru sergap (buser) untuk memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum (ketum). 

Partai Demokrat menyebut tak pernah ada tim buser yang dibentuk untuk memenangkan SBY.


"Menanggapi pernyataan Darmizal yang mengaku sebagai Tim Buser saat Kongres ke-4 Partai Demokrat di Surabaya, kami tegaskan bahwa itu informasi yang mengada-ada dan manipulatif. Tak ada istilah Tim Buser. Tak pernah dibentuk tim seperti itu untuk memastikan kembali terpilihnya Pak SBY secara aklamasi," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani kepada wartawan, Rabu (10/3/2021).


Kamhar menjelaskan bahwa SBY memiliki magnet tersendiri di mata kader Partai Demokrat. 


Oleh karena itu, tak mengherankan jika SBY diminta kesediaannya untuk memimpin Partai Demokrat.


"Semua kader Partai Demokrat, terlebih lagi yang mengemban mandat sebagai pimpinan di struktur partai menyadari bahwa SBY adalah magnet politik Partai Demokrat. Aspirasi untuk meminta kesediaan Pak SBY memimpin kembali Partai Demokrat dan terpilih secara aklamasi adalah aspirasi dari bawah (bottom up) diseluruh tingkatan struktur partai, mulai dari DPC, DPD sampai DPP," ujarnya.


Menurut Kamhar, yang menjadi pertanyaan adalah siapa sosok sebenarnya Darmizal. 


Di mata kader muda Partai Demokrat, kata Kamhar, Damrizal tak pernah memberikan pengaruh untuk Partai Demokrat.


"Sungguh terlalu berlebihan Darmizal memandang dan menempatkan dirinya. Bagi kader-kader senior yang mendengarkan ocehannya, hanya tersenyum simpul. Bagi kader-kader baru, hanya menimbulkan tanda tanya, sebenarnya siapa orang ini, karena tak pernah menjadi preferensi yang kemudian mendorong orang untuk menjadi kader Partai Demokrat. Tak pernah ada peristiwa positif yang terekam dalam memori publik yang bisa diasosiasikan dengan Darmizal," ucap Kamhar.


"Jangankan publik yang begitu luas skalanya, bahkan untuk di internal Pengurus DPP Partai Demokrat yang sama periode kepengurusan dengannya juga tak ada memori spesial," sambungnya.


Atas penilaian itu, Kamhar menilai Darmizal bukanlah siapa-siapa. Masyarakat menurut Kamhar dapat menilai sepak terjang Darmizal terkait Partai Demokrat.


"Artinya semua kader baik yang senior dan kader-kader baru memiliki kesamaan pandangan, bahwa Darmizal bukan siapa-siapa, tak ada dia malah Partai Demokrat jauh lebih sehat. Model-model kader seperti Darmizal dkk yang tergabung pada kelompok GPK PD adalah model kader yang merasa besar padahal 'nothing'. Jangankan kader Partai Demokrat yang tahu betul tentang sepak terjang gerombolan GPK PD ini ketika Partai Demokrat berkuasa kala Pak SBY menjabat Presiden dua periode mereka adalah kelompok penikmat. Publik pun bisa memahami bahwa mereka adalah orang-orang yang tertolong dan diuntungkan ketika SBY menjabat sebagai Presiden," sebutnya.


Lebih lanjut, Darmizal bersama kubu hanya mengaku-ngaku berjuang bersama SBY di Partai Demokrat. 


Namun, Kamhar menegaskan SBY memilik magnet tersendiri yang membuat Partai Demokrat dapat memenangkan pemilu.


"Mereka bisa saja mengaku berjuang baik untuk Pak SBY maupun Partai Demokrat, tapi semua kader dan publik juga memahami, bisa dipastikan tanpa kelompok mereka, Pak SBY tetap terpilih menjadi Presiden dan Partai Demokrat menjadi besar diuntungkan SBY effect. Partai Demokrat tanpa kader-kader dengan model seperti mereka malah akan semakin sehat, solid dan kuat. Sebaliknya publik juga tahu, Partai Demokrat is nothing jika tak ada SBY mulai dari awal pendiriannya sampai berhasil menghantaran sebagai pemenang Pemilu," imbuhnya.


Salah satu penggagas acara yang diklaim KLB Partai Demokrat, Darmizal, menangis. 


Dia mengaku menyesal pernah menjadi tim buru sergap untuk memenangkan SBY sebagai Ketum PD.


"Saya sangat menyesal pernah menjadi aktor tim buru sergap untuk mendatangi ketua-ketua DPD, mengumpulkan ketua-ketua DPC agar mereka berbulat tekad membangun chemistry agar Pak SBY yang dipilih pada kongres 2015 di Surabaya," kata Darmizal di Jakarta Selatan, Selasa (9/3).


Darmizal menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh DPD dan DPC Partai Demokrat. 


Dia menyebut saat ini ada rezim diktator di Partai Demokrat.


"Hari ini saya kepada seluruh DPC, seluruh DPD Partai Demokrat, minta maaf, saya menyesal, saya nggak tahu kalau akan lahir rezim diktator ini," ujarnya. [Democrazy/dtk]

Penulis blog