POLITIK

Netizen Bongkar 'Borok' JK, Disebut Bermuka Dua dan Sengaja Berpura-pura Toleran Lawan Radikalisme

DEMOCRAZY.ID
Maret 31, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Netizen Bongkar 'Borok' JK, Disebut Bermuka Dua dan Sengaja Berpura-pura Toleran Lawan Radikalisme

Netizen-Bongkar-Borok-JK-Disebut-Bermuka-Dua-dan-Sengaja-Berpura-pura-Toleran-Lawan-Radikalisme

DEMOCRAZY.ID - Usai terjadinya peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di depan Katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021, banyak tokoh publik yang angkat bicara terkait bahaya radikalisme dan sebagainya.

Salah satunya adalah mantan presiden Republik Indonesia, yakni Jusuf Kalla atau yang lebih akrab disapa JK.


Diketahui bahwa seusai peristiwa bom bunuh diri Makassar, ia muncul dengan mengajak masyarakat untuk melawan radikalisme.


“Kita harus bersatu untuk menghadapi kelompok radikal ini, kelompok yang ingin masuk surga secara gampang,” ujar JK.


Adapun ajakan tersebut disampaikan oleh JK di saat dirinya melakukan pertemuan dengan para tokoh lintas agama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan di Gedung Wisma Kalla Makassar pada Senin malam, 29 Maret 2021.


Selain itu, dua hari kemudian, JK diketahui juga mengunjungi langsung lokasi terjadinya peristiwa bom bunuh diri seraya mengimbau masyarakat agar tak terpancing dengan isu radikalisme sekaligus tetap kokoh menjaga toleransi.


Hanya saja, imbauan-imbauan positif dari JK tersebut disangsikan oleh sejumlah netizen yang secara terang-terangan bahkan ada yang menyebutnya "bermuka dua".


Itu karena beberapa dari mereka menganggap bahwasanya JK hanya berpura-pura bersikap toleran dengan mengajak masyarakat untuk menghindari radikalisme.


Oleh karenanya, beberapa netizen yang geram terhadap sikap JK yang dinilai tidak tulus lantas membongkar "borok" mantan presiden Republik Indonesia tersebut.


Berikut beberapa unggahan netizen tentang keborokan JK.


Pertama, menerima pimpinan Taliban yang dipimpin langsung oleh Mullah Abdul Ghani Baradar, wakil pimpinan Taliban secara tidak formal di kediamannya pada bulan Juli 2019 lalu. 


Sebagaimana diberitakan CNNIndonesia (29/07/2019). Tidak jelas apa yang dibicarakan JK dan Pimpinan Taliban tersebut.


Kedua, menerima pendukung dan donatur organisasi teroris Internasional ISIS,yaitu Zakir Naik (6/03/2017). 


Zakir Naik diberi kesempatan oleh JK sebagai Ketua Alumni Unhas untuk berbicara di Unhas makassar.


Ketiga, membiarkan politisi ayat dan mayat di masjid-masjid Jakarta pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu demi melanggengkan Anies Baswedan merebut DKI 1. 


Strateginya berhasil hingga bahkan menjebloskan Ahok ke dalam penjara.


Keempat, merencanakan dan memfasilitasi serta membiayai kepulangan HRS dari Arab Saudi untuk melakukan revolusi ahlak. 


Sayangnya, strateginya gagal dan Rizieq justru ditangkap polisi.


Selain itu, netizen juga mengungkap perihal perilaku JK yang menindas kaum minoritas ketika ia menjabat sebagai Ketua HMI Makassar.


"Beliau pernah menjadi ketua Hmi makassar dan sempat menindas minoritas waktu itu," tulis akun Twitter @mito_motomi.


Ada pula netizen yang mengungkap bahwasanya ini merupakan strategi lama dari JK.


Bahkan ia dicurigai sebagai sosok yang mendesain konflik, seperti konflik Poso dan Ambon lalu pura-pura datang mendamaikan.


Strategi itu dinilai efektif untuk membuatnya menduduki jabatan penting di negara ini, termasuk mengantarkannya menjadi orang nomor dua di Indonesia beberapa tahun silam. 


"Skenario jurus juru damai dimainkan," timpal akun @joseph_hono.


Selanjutnya, ada pula netizen yang menyinggung tentang bagaimana sikap JK terhadap masyarakat Toraja yang seperti kita ketahui bersama, merupakan mayoritas Kristen.


"Jadi ingat cerita kawan, sepak terjangnya JK di Toraja …," ujar akun Frans Alosius. [Democrazy/trkn]

Penulis blog