POLITIK

Moeldoko Dijuluki Jenderal Santri, Taufiqurrahman: Kok Maling?

DEMOCRAZY.ID
Maret 30, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Moeldoko Dijuluki Jenderal Santri, Taufiqurrahman: Kok Maling?

Moeldoko-Dijuluki-Jenderal-Santri-Taufiqurrahman-Kok-Maling

DEMOCRAZY.ID - Politisi partai Demokrat kubu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Taufiqurrahman memberikan komentar pedas berkaitan dengan julukan 'Jenderal Santri' oleh peserta KLB di Sibolangit, Sumatera Utara.

Dia menyebut julukan itu lebih tepat diberikan kepada SBY sendiri sekaligus ayah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.


“Julukan ‘Jenderal Santri’ itu adalah upaya melekatkan watak politik Partai Demokrat dengan Moeldoko, yang tegas disebut sebagai nasionalis religius. Sementara, ide, istilah dan turunan tentang nasionalis religius, bagi partai Demokrat tersebut adalah buah pikir SBY,” tegas Taufiqurrahman, Selasa (30/3/2021).


Taufik justru mempertanyakan julukan untuk Moeldoko tersebut lantaran tidak sesuai dengan sikapnya yang telah merebut partai Demokrat.


“Masak santri kemudian jadi maling atau begal partai,” ujar Taufik, mantan anggota DPR DKI Jakarta.


Ia juga kembali menyindir tingkah laku Moeldoko yang sempat berbohong soal keterangannya.


“Lebih penting menjadi orang baik daripada menjadi orang penting. Orang penting kalau katanya mencla mencle, bohong tidak ada gunanya. Bilang ngopi-ngopi, foto-foto dan seterusnya, tahu-tahu jadi begal partai. Di depan cium tangan, di belakang dia berkhianat,” ucapnya.


Lebih lanjut menurutnya ungkapan ‘Jenderal Santri’ itu memiliki filosofi tersendiri.


“Bagaimana mungkin seorang yang tidak mengerti soal-soal ideologis dan turunan ide tersebut bisa disebut nasionalis religius atau jendela santri,” imbuhnya.


Ia menambahkan bahwa istilah santri datang dari budaya sejak zaman Hinduism di Indoensia. 


Sehingga, kata Taufiq, tidak ada korelsinya antara memimpin shalat dan santri.


“Memimpin shalat dan santri juga sesuatu yang tidak memiliki hubungan langsung. Santri itu suatu istilah budaya sejak zaman hindu. Dan, bukan istilah yang tipikal Islam. Jangan-jangan Darmizal tidak mengerti asal muasal istilah santri,” ujarnya. [Democrazy/sra]

Penulis blog