POLITIK

Kubu Moeldoko Tuding Radikalisme Subur Era SBY, PD Ungkit Anas-Nazaruddin Koruptor!

DEMOCRAZY.ID
Maret 29, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Kubu Moeldoko Tuding Radikalisme Subur Era SBY, PD Ungkit Anas-Nazaruddin Koruptor!

Kubu-Moeldoko-Tuding-Radikalisme-Subur-Era-SBY-PD-Ungkit-Anas-Nazaruddin-Koruptor

DEMOCRAZY.ID - Juru bicara Partai Demokrat (PD) kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad, menuding paham radikal tumbuh subur di era Presiden SBY. Partai Demokrat pimpinan AHY berang terhadap Rahmad.

"Rahmad ini ketahuan kader gadungan Partai Demokrat. Dia itu masuk Demokrat karena timnya Anas Urbaningrum, sang narapidana, sang koruptor, dan penghancur Partai Demokrat di era 2010-2013. Sekarang, dia bareng Nazaruddin, mantan koruptor, masuk dalam gerombolan Moeldoko. Dicatat ini," kata Kepala Bakomstra PD Herzaky Mahendra Putra, Senin (29/3/2021).


Herzaky menyebut Rahmad tidak benar-benar tahu tentang nilai-nilai Partai Demokrat yang nasionalis religius. 


Menurutnya, Rahmad adalah kader yang 'numpang lewat'.


Selain itu, Herzaky menyoroti diksi tarikan ideologis di tubuh Demokrat yang disebut Moeldoko. 


Dia menegaskan Demokrat menjunjung tinggi keberagaman dan nilai-nilai keagamaan secara bersamaan.


"Di tubuh Partai Demokrat yang asli sampai saat ini, garis ideologi partai kami sangat jelas menganut ideologi nasionalis religius, yang selalu menghormati nilai-nilai keagamaan, kemajemukan dan pluralisme di negeri ini. Tidak ada tempat untuk ideologi radikal dan pendukungnya di kami," ucap Herzaky.


Herzaky menilai kubu Moeldoko makin kasar tiap hari. Dia menyebut kubu Moeldoko kini tengah diliputi rasa frustrasi.


"Gerombolan Moeldoko ini makin hari makin kasar fitnahnya. Kali ini bawa-bawa ideologi radikal pula. Inilah akibat malu dan frustrasi gagal total merebut Partai Demokrat secara paksa dan kasar dengan KLB ilegal. Publik juga tahu, Rahmad dan gerombolan Moeldoko lainnya merupakan begal politik yang merupakan ancaman besar bagi demokrasi Indonesia," ucap Herzaky.


Rahmad sebelumnya menuding paham radikal tumbuh sumbur saat era pemerintahan SBY. 


Paham radikal itu, kata Rahmad, menyuburkan intoleransi hingga penyebaran berita bohong.


"Semasa SBY menjadi Presiden, kita akui bahwa paham radikal tumbuh subur dan seakan akan mendapat tempat di Indonesia. Efek negatifnya kita rasakan sekarang, di mana intoleran berkembang, penyebaran hoax merajalela dan tuduhan-tuduhan dan fitnah menjadi halal dan mudah sekali memutar balikkan fakta. Yang kasihan adalah masyarakat luas yang disuguhi informasi yang menyesatkan," ucap Rahmad. [Democrazy/dtk]

Penulis blog