AGAMA KRIMINAL PERISTIWA

Kapolri Pastikan Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar Anggota Kelompok Ini

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
KRIMINAL
PERISTIWA
Kapolri Pastikan Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar Anggota Kelompok Ini

Kapolri-Pastikan-Pelaku-Bom-Bunuh-Diri-Gereja-Katedral-Makassar-Anggota-Kelompok-Ini

DEMOCRAZY.ID - Polri mengungkapkan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakann bahwa pelaku pengeboman dua orang terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.


"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," ungkap Jenderal Sigit dalam konferensi pers, Minggu.


Menurut Kapolri, pelaku laki-laki berinisial L, sedangkan pelaku perempuan masih dalam proses identifikasi.


Jenderal Sigit bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau lokasi bom bunuh dan menjenguk beberapa orang korban.


Menurut dia, ada dua orang korban yang sudah selesai menjalani operasi.


"Kondisi korban sudah sadar dan bisa diajak bicara," ujar Jenderal Sigit.


Dia meminta masyarakat tenang dan tidak panik paska-teror bom bunuh diri.


"Kami TNI-Polri akan memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat," kata dia.


Jenderal Sigit menyampaikan terima kasih atas keberanian seorang satpam yang menahan pelaku agar tak masuk ke dalam gereja.


"Sekarang sedang dirawat di rumah sakit Polri karena lukanya dan semoga lekas sembuh," ujar dia.


Apa yang ditegaskan Kapolri mengenai kepastian keterlibatan JAD pada pengeboman di Makassar kali ini, senada dengan apa yang di katakan pengamat intelejen dan terorisme Ali Chaidar sehari yang lalu beberapa saat setelah kabar terjadi bom menyeruak ke publik.


Al Chaidar kepada Republika kemarin mengatakan  bom bunuh diri yang terjadi di gereja Katerdral yang berada  Jl Kahaolalido Makassar, diduga dilakukan oleh anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar.


Tindakan melakukan bom bunuh diri itu  mereka lakukan sebagai aksi balas dendam karena anggotanya ditangkap dan ditembak polisi pada bulan Februari silam.


''Jadi bom bunuh diri diduga dilakukan oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar. Mereka marah dan putus asa karena sebanyak 20 orang anggotanya ditangkap dan dua orang diantaraanya ditembak polisi densus 88 hingga tewas. Jadi ini aksi bunuh dari balas dendam,'' katanya kepada Republika, Ahad (28/3).


Menurut dia, karena tahu akan ditangkap dan terbuka kemungkinan akan ditembak mati, maka mereka tampaknya memutuskan memilih menyerang dengan aksi bunuh diri. Mereka sepertinya sudah sampai kesimpulan ke sana.


''Adanya aksi bunuh diri ini jelas akan sangat berbahaya. Pemerintah terlihat tidak tegas menangani teroris karena semuanya diserahkan kepada polisi. Aksi ini akan berdampak pada gerakan teror lain seperti Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, OPM di Papua, juga sel teror yang beraflisiasi ke Jamaah Islamiyah,'' tegasnya.


Menurut Al Chaidar, di Sulawesi memang masih ada sel teror Jamaah Islamiyah, Organisasi itu adalah Jamaah Ansharut Khilafah (JAK).''Kelompok ini memang berafliasi ke ISIS,'' ucap Al Chaidar.


Menyinggung mengenai berapa jumlah JAD Makassar, Ali Chaidar mengatakan, setelah 20 orang ditangkap dan dua orang diantaranya ditembak hingga tewas, jumlah mereka kini hanya sekitar tujuh orang. Dengan aksi bunuh diri ini mereka jelas menyatakan siap memberikan perlawanan. [Democrazy/rep]

Penulis blog