PERISTIWA POLITIK

Dubes Uni Eropa Temui SBY di Cikeas, Bahas 4 Hal Penting Ini

DEMOCRAZY.ID
Maret 17, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Dubes Uni Eropa Temui SBY di Cikeas, Bahas 4 Hal Penting Ini

Dubes-Uni-Eropa-Temui-SBY-di-Cikeas-Bahas-4-Hal-Penting-Ini

DEMOCRAZY.ID - Chairman of The Yudhoyono Institute (TYI), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, H.E Vincent Piket. Pertemuan tersebut berlangsung di ruang perpustakaan pribadi SBY, di Cikeas, Bogor, Rabu (17/3/2021).

Direktur TYI, Mira Permatasari menyampaikan bahwa dalam pertemuan itu membahas empat isu penting. 


Diantaranya; kerjasama global untuk mengakhiri pandemi Covid-19 berbarengan dengan pemulihan ekonomi, upaya global dalam mengatasi perubahan iklim, dan perkembangan geopolitik di kawasan Asia Pasifik.


“Termasuk situasi di Laut China Selatan dan krisis politik di Myanmar serta isu-isu tentang demokrasi, the rule of law dan hak-hak asasi manusia,” kata Mira dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/3/2021).


Tak hanya itu, kata dia, dalam pertemuan itu SBY juga mengenang kembali ketika pada tahun 2009 dibangun Comprehensive Partnership and Cooperation antara Uni Eropa dan Indonesia. 


Presiden ke-6 itu mengaku senang karena hubungan Indonesia dan Uni Eropa makin berkembang termasuk dilakukannya negosiasi untuk membentuk Uni Eropa – Indonesia Free Trade Agreement.


Sementara Dubes Piket, kata Mira, menjelaskan berbagai agenda kerjasama dan kemajuan hubungan Uni Eropa dan Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini. 


"Sebagai mantan presiden, SBY juga mendukung upaya Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam memperkuat dan meningkatkan kerjasama kedua belah pihak di masa depan,” ujarnya.


Mira menjelaskan, dalam pertemuan itu keduanya juga menggarisbawahi perlunya kerjasama global di bidang perubahan iklim (climate change) yang lebih efektif. 


Isu ini sangat mendesak guna menjamin kelestarian bumi dan keselamatan manusia di masa depan. 


SBY berpendapat bahwa negara-negara maju harus take the lead, sementara negara-negara berkembang berbuat lebih banyak agar upaya dunia untuk mengatasi perubahan iklim berhasil.


"Pertemuan juga membahas kemungkinan kerjasama antara The Yudhoyono Institute (TYI) dengan lembaga-lembaga serupa di kawasan Uni Eropa utamanya berkaitan dengan people-to-people relations, penelitian dan pendidikan,” pungkasnya. [Democrazy/okz]

Penulis blog