PERISTIWA POLITIK

Desain Garuda Istana Negara Ibu Kota Baru Bikin Arsitek Risau, Kenapa?

DEMOCRAZY.ID
Maret 30, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Desain Garuda Istana Negara Ibu Kota Baru Bikin Arsitek Risau, Kenapa?

Desain-Garuda-Istana-Negara-Ibu-Kota-Baru-Bikin-Arsitek-Risau-Kenapa

DEMOCRAZY.ID - Gabungan lima ikatan arsitek memberikan masukan kepada pemerintah terkait rancangan ilustrasi ibu kota baru di Kalimantan Timur. Mereka mengaku desain burung Garuda sebagai ikon membuat gelisah.

Kelima asosiasi tersebut adalah Asosiasi Profesi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Green Building Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP).


Sebelumnya, desain itu dipublikasikan oleh Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa lewat akun Instagramnya pada 18 Maret 2021 silam. 


Sayangnya, desain tersebut telah dihapus dari akun Instagram Suharso.


Mereka menilai bangunan istana negara yang berbentuk burung garuda bukan simbol yang mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era digital.


"Bangunan gedung istana negara seharusnya merefleksikan kemajuan peradaban/budaya, ekonomi dan komitmen pada tujuan pembangunan berkelanjutan negara Indonesia dalam partisipasinya di dunia global," katanya lewat rilis yang diterima, Selasa (30/3).


Lebih lanjut, gedung istana negara disebut seharusnya menjadi contoh bangunan yang secara teknis mencirikan prinsip pembangunan rendah karbon dan cerdas sejak perancangan, konstruksi hingga pemeliharaan gedungnya.


Kelima asosiasi itu menyebut metafora dalam dunia perancangan arsitektur era teknologi 4.0 merupakan pendekatan yang mulai ditinggalkan karena ketidakmampuan menjawab tantangan dan kebutuhan arsitektur saat ini dan di masa mendatang.


"Metafora harfiah yang direpresentasikan melalui gedung patung burung tersebut tidak mencerminkan upaya pemerintah dalam mengutamakan forest city atau kota yang berwawasan lingkungan," jelasnya.


Selain itu, mereka juga meminta pemerintah agar pemerintah terbuka dalam proses perencanaan desain ibu kota dengan melibatkan masyarakat luas.


Apalagi, nantinya racangan tersebut akan menjadi representasi Indonesia dan menjadi dasar atas perkembangan peradaban Indonesia dalam kancah dunia.


Oleh karena itu, kemudian direkomendasikan tiga hal kepada pemerintah. Pertama, istana versi burung garuda disesuaikan menjadi monumen atau tugu yang menjadi tengaran (landmark) pada posisi strategis tertentu di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan dilepaskan dari fungsi bangunan istana.


Kedua, mengusulkan desain bangunan gedung istana agar disayembarakan dengan prinsip dan ketentuan desain yang sudah disepakati dalam hal perancangan kawasan maupun tata ruangnya, termasuk target menjadi model bangunan sehat beremisi nol.


"Dalam memulai pembangunan tidak harus melalui bangunan gedung, tetapi dapat melalui tugu nol yang dapat ditandai dengan membangun kembali lanskap hutan hujan tropis seperti penanaman kembali pohon endemik Kalimantan," terang dia.


Sebelumnya, Suharso memastikan pembangunan ibu kota baru akan tetap berlanjut pada tahun ini.


Pembangunan ibu kota negara (IKN) itu akan disesuaikan dengan desain buatan pemenang sayembara Kementerian PUPR pada 2019, yakni Urban +.


Dalam video yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, terlihat bahwa IKN nantinya akan mengusung tema Nagara Rimba Nusa.


Sebagian besar kawasan atau sekitar 70 persen didominasi oleh ruang terbuka hijau di mana terdapat danau Pancasila yang berada satu garis lurus dengan Plaza Bhinneka Tunggal Ika dan wilayah kompleks pemerintahan.


Suharso meyakini proyek ibu kota baru bisa memberi daya ungkit ke perekonomian nasional. 


Berdasarkan hitung-hitungannya, bila proyek ibu kota negara baru tetap berjalan tahun ini, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar 1,8 persen sampai 2,2 persen. [Democrazy/cnn]

Penulis blog