Dede mengatakan AHY mengubah Demokrat dari partai elitis menjadi merakyat.
Sejak AHY memimpin, Demokrat lebih sering turun menyapa, mendengar, dan membantu rakyat.
"Sekarang ini ada sebuah format yang tokoh-tokoh tersebut tidak nyaman," kata Dede, Senin (1/3).
"Banyak tokoh-tokoh senior tidak mendapatkan kesempatan tampil karena saat ini eranya berubah, orang harus perform di publik," imbuhnya.
Dede juga menjawab tudingan Allen dkk. bahwa AHY tak berjuang untuk jadi Ketum Demokrat.
Menurutnya, AHY berjuang mengubah strategi Demokrat sejak awal bergabung.
Dede menjelaskan AHY mampu menggerakkan kader Demokrat untuk terjun ke rakyat.
Ia mencontohkan instruksi AHY mampu membuat kader menggalang bantuan Rp200 miliar untuk membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"AHY dipilih berdasarkan kita melihat pentingnya kita perform di mata masyarakat. Kita bukan partai penguasa, butuh effort besar. AHY berhasil melakukannya," ujar dia.
Selain itu, Dede menyebut AHY mengubah pola komunikasi di tubuh Demokrat. AHY menghapus sekat antara kader dengan para pucuk pimpinan partai
"Komunikasinya lancar, kubu-kubu sudah tidak ada. Jadi itulah yang menyebabkan lebih egaliter. Saya setiap saat bisa komunikasi dengan ketum, minta advis minta saran, ketum membalas," ujar Dede.
Demokrat kisruh karena rencana kudeta yang dimotori sejumlah kader senior, sepeti Marzuki Alie dan Jhoni Allen Marbun.
Sebanyak tujuh kader di balik gerakan kudeta lantas dipecat.
Usai pemecatan, mereka melawan balik. Jhoni Allen mempertanyakan kepemimpinan AHY.
"SBY mendesain seluruh ketua-ketua DPD seluruh Indonesia untuk mendeklarasikan AHY sebagai ketua umum. Itulah yang mereka sebut aklamasi," ucap Jhoni lewat rekaman video, Senin (1/3). [Democrazy/cnn]