PERISTIWA

Anak Freddy Budiman Ungkap Hari-hari Terakhir Bersama Sebelum Ayahnya Dieksekusi

DEMOCRAZY.ID
Maret 23, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
Anak Freddy Budiman Ungkap Hari-hari Terakhir Bersama Sebelum Ayahnya Dieksekusi

Anak-Freddy-Budiman-Ungkap-Hari-hari-Terakhir-Bersama-Sebelum-Ayahnya-Dieksekusi

DEMOCRAZY.ID - Anak terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman, Fikri Fernanda Budiman mengungkapkan hari-hari terakhir ayahnya sebelum dieksekusi tahun 2016. 

Ia mengaku baru diberi tahu empat hari sebelum ayahnya dieksekusi dan akhirnya mereka bertemu di LP Nusakambangan.


"Aku sudah janji sama diri aku sendiri aku enggak mau nangis karena aku merasa papa lagi jalanin beban yang berat, papa mau dieksekusi mati, kasarnya gua pribadi enggak mau nangis, gua enggak mau nunjukin kesedihan biar papa semakin kuat," kata Fikri di kanal YouTube Gritte Agatha pada Rabu, 17 Maret 2021.


Sebelum dieksekusi, Fikri ingat betul kalau Freddy Budiman selalu mengenakan gamis dan membawa Alquran. 


Saat pertemuan itu mereka menyempatkan untuk makan bersama. 


"Gua tanya 'Pa kenapa bisa sampai kayak gini, Pa?' terus papa senyum, 'udah jalan Papa, De, ini udah ditakdirkan sama Allah, Papa enggak mau ngelawan Allah lagi, udah biarin aja semua ini terjadi'," katanya.


Keduanya juga sempat salat berjamaah dan Freddy Budiman sebagai imamnya. 


Mereka betul-betul memanfaatkan waktu yang singkat itu untuk mengobrol. 


Sebagai seorang ayah, Freddy Budiman tak henti-hentinya memberi nasihat kepada Fikri supaya tidak mengikuti jejaknya. 


"Dede abis ini kuliah ya, jadi pebisnis yang baik, kuliah di manapun yang Dede mau yang penting jadi pengusaha," kata Fikri menirukan nasihat dari ayahnya.


Jelang eksekusi, Fikri setiap hari selalu membawakan makanan untuk Freddy Budiman. 


Fikri mencoba menutupi kesedihannya saat mengetahui ayahnya sebentar lagi akan dieksekusi mati. 


"Kita hidup terus kita tahu besok ayah kita udah gak ada, besok kita udah enggak bisa ketemu ayah kita lagi, gua enggak bisa deskripsiin lagi rasanya, aneh banget rasanya," katanya.


Freddy Budiman sempat meminta izin supaya bisa tidur bersama dengan Fikri di kamarnya, namun ditolak oleh petugas dengan alasan psikologis. 


Hari-hari terakhir Freddy Budiman bersama Fikri selalu diisi dengan salat dan mengaji. 


Setiap malam Fikri tidak bisa tidur dan selalu merasa resah memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk ayahnya.


"Hal yang buat gua kuat sekarang adalah pesan papa waktu itu, 'Dede boleh sekarang nangis sebanyak-banyaknya, keluarin aja semua tangisan Dede, semua kesedihan Dede keluarin sekarang, setelah Papa udah enggak ada, setelah Dede keluar dari lapas ini, Dede udah enggak boleh lagi nangis, Dede harus jadi laki-laki yang punya mental kuat dan bisa berjuang di kehidupan ini'," katanya.


Di beberapa jam terakhir pertemuan, keduanya saling berpelukan dan menangis. 


Hingga akhirnya, Fikri harus berpisah dengan Freddy Budiman. 


"Papa pegang pipi aku dua-duanya abis itu dia bilang 'Papa pergi ya tolong jaga adik-adik, kamu bisa jadi orang yang sukses karena Papa tahu kamu orang yang kuat'," katanya. 


"Aku sayang sama Papa," kalimat terakhir yang disampaikan Fikri sambil teriak sebelum meninggalkan lapas.


Dengan segala kesalahan yang pernah dibuat Freddy Budiman, Fikri tetap percaya kalau ayahnya adalah sosok yang baik. 


"Dia tetap jadi sosok ayah yang baik karena dia satu-satunya ayah gua dan apapun yang dilakuin sama dia gua pernah ngerasain hal baik yang dilakukan dia buat gua," katanya.


Freddy Budiman dieksekusi mati pada 29 Juli 2016 di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. 


Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan vonis mati kepada Freddy pada 15 Juli 2013 atas kasus kepemilikan 1,4 juta pil ekstasi yang diselundupkan dari Cina setahun sebelumnya. [Democrazy/tmp]

Penulis blog