POLITIK

4 Alasan Arief Poyuono Ngotot Usul Jabatan Presiden Jadi 3 Periode

DEMOCRAZY.ID
Maret 25, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
4 Alasan Arief Poyuono Ngotot Usul Jabatan Presiden Jadi 3 Periode

4-Alasan-Arief-Poyuono-Ngotot-Usul-Jabatan-Presiden-Jadi-3-Periode

DEMOCRAZY.ID - Politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono, menjadi sosok yang getol mengusulkan diubahnya masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

Arief mengungkapkan, setidaknya empat alasan mengapa ia 'ngotot' adanya perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.


Hal itu diungkapkan Arief saat menjadi narasumber program diskusi Overview Tribunnews.com, Kamis (25/3/2021).


1. Lambatnya Kenaikan Kesejahteraan Rakyat


Arief mengungkapkan, masa setelah reformasi terdapat kekacauan yang diakibatkan masa jabatan presiden hanya dua periode.


"Perlu diketahui, tujuan demokrasi itu kan sebenarnya menyejahterakan masayarakat."


"Tapi selama reformasi ini, kenaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia sangat lambat sekali, daripada pengeluaran negara dan keluarnya SDM dari Indonesia," ungkap Arief.


Arief menilai, hal ini diakibatkan tidak adanya kesinambungan kepemimpinan nasional.


2. Sistem Politik Indonesia


Alasan kedua yang diungkap Arief, adanya sistem politik di Indonesia tidak menciptakan stabilitas pemerintahan.


"Artinya politiknya bergejolak terus. Amien Rais cs pada 1999 melakukan amandemen UUD 1945 terkait masa jabatan presiden, mereka nggak mikir dampak negara dan masyarakat."


"Tidak melihat seperti apa sih sebenernya landscape politik Indonesia, mereka meng-copy paste dari Amerika," ujarnya.


Padahal, lanjut Arief, di Amerika hanya memiliki dua partai, sedangkan Indonesia multipartai.


Presiden terpilih, baik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Joko Widodo (Jokowi), tidak maksimal bekerja hanya dengan masa jabatan dua periode.


"Artinya presiden terpilih, seperti SBY dan Jokowi, di tahun pertama nggak kerja. Mikirnya dagang kebo, bagi-bagi kekuasaan," ungkapnya.


3. Adanya Kemunduran Ekonomi Indonesia


Berkaitan dengan sistem politik dalam poin kedua yang disampaikan Arief, saat reformasi ini, perekonomian Indonesia disebut terjadi kemunduran atau deindustrialisasi.


"Itu fakta, Indonesia terjadi deindustrialisasi setelah reformasi."


"Karena tidak akan ada yang mau, investor yang menanamkan duitnya di Indonesia (dalam jangka panjang), paling-paling investasi jangka pendek."


"Karena tidak ada jaminan."


"Selama Pak Jokowi memimpin hampir 6 tahun, coba cek, apa ada investasi jangka panjang? Nggak ada," ungkap Arief.


4. Untuk Stabilkan Ekonomi


Lebih lanjut, Arief menegaskan, usulan presiden tiga periode bukan semata agar Jokowi kembali bisa terpilih dan memimpin.


Melainkan, untuk menyetabilkan perekonomian.


"Dua periode ini tidak cukup, apalagi untuk Presiden Jokowi yang punya kemampuan di atas rata-rata tokoh yang ada di Indonesia."


"Namun, amandemen yang saya tuju bukan semata-mata untuk Jokowi, tapi supaya negara ini lebih stabil perekonomiannya," ungkap Arief.


Arief memprediksi, akan ada lagi reshuffle kabinet di tahun ini.


"Belum lagi partai yang di-KLB masuk pemerintahan, minta jabatan lagi."


"Yang saya ajukan ini untuk perbaikan sistem politik Indonesia dan sistem perekonomian Indonesia," ungkap Arief. [Democrazy/trbn]

Penulis blog