Lantaran khawatir berisiko gaduh, Setjen DPR membuat aturan melarang memfoto atau merekam kegiatan vaksinasi, termasuk wartawan untuk meliput.
"Kemudian kami mewajibkan untuk tidak boleh kegiatan foto di dalam karena kami menduga kalau diperbolehkan melakukan kegiatan selfie dan sebagainya, maka kegiatan di dalam berisiko seperti pasar," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Indra Iskandar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (26/2/2021).
Tapi, Indra mempersilakan teman-teman media untuk melihat secara bergantian.
Karena dalam keadaan normal saja sudah sangat penuh dan sangat sesak, lantaran target harian DPR adalah 1.500 orang yang divaksin.
Dua hari ini memang tidak tercapai, karena beberapa anggota DPR masih banyak di dapil.
"Jadi kita tidak ingin di di dalam itu ada kegiatan foto, sekali kita memperbolehkan, di dalam nanti semua punya hak seolah-olah melakukan foto," ujarnya.
Indra menegaskan, ketentuan ini bukan cuma buat orang luar, tapi juga media di lingkungan DPR sendiri tidak diberikan kesempatan mengambil gambar.
Jadi, biarkan dulu semua proses berlangsung dengan sangat ketat dan tidak ada kegiatan lain selain vamsinasi.
Mungkin karena hal ini, media menganggap kegiatan ini tertutup, karena ada perintah langsung dari dirinya atas arahan pimpinan DPR agar semua dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat dan boleh ada kerumunan.
"Untuk mengejar target (vaksinasi di DPR) tidak gampang. Nanti kalau mau melihat secara bergantian boleh, nanti teman-teman bisa paham. Di dalam itu petugas suntiknya saja 200 orang. Belum lagi petugas kita yang mengarahkan, jadi di dalam itu penuh sesak sehingga kita tidak ingin di dalam itu ada kegiatan foto, selfie untuk medsos krn ini adalah kegiatan kemanusiaan. Jadi kami ingatkan kepada semua, termasuk anggota DPR tidak ada kegiatan di luar kepentingan vaksin," terang Indra. [Democrazy/okz]