HUKUM PERISTIWA

Pembuat Parodi Indonesia Raya Ternyata 2 Orang Bocah, 11 Tahun dan 15 Tahun

DEMOCRAZY.ID
Januari 01, 2021
0 Komentar
Beranda
HUKUM
PERISTIWA
Pembuat Parodi Indonesia Raya Ternyata 2 Orang Bocah, 11 Tahun dan 15 Tahun

Pembuat parodi Indonesia Raya ternyata dua orang bocah, umur 11 tahun dan 15 tahun. Satu warga Negara Indonesia yang tinggal di Malaysia, satu lagi di Cianjur, Jawa Barat.  Bocah 15 tahun asal Cianjur ini berinisial MDF. Sementara bocah 11 tahun yang menetap di daerah Lahad, Datu, Sabah, Malaysia, berinisial NJ.  Terbongkarnya kasus ini berawal dari kerja sama antara Polri dengan PDRM.  PDRM awalnya memeriksa saksi seorang WNI yang masih anak-anak.  WNI berusia 11 tahun itu berada di daerah Lahad, Datu, Sabah, Malaysia. Bocah ini menyatakan pelaku lagu parodi ‘Indonesia Raya’ yang bernama MDF adalah pemilik akun YouTube My Asean yang berada di Indonesia.  MDF diamankan pukul 20.00 WIB di Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (31/12).  “Membawa tersangka ke Bareskrim untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Kabareskrim Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan yang diterima wartawan, Jumat (1/1/2021).  Polisi kemudian akan mempersiapkan administrasi untuk proses penyidikan. Polisi juga akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah barang bukti yang disita saat penangkapan.  Polri mengaku belum memeriksa NJ, seorang saksi kasus parodi lagu ‘Indonesia Raya’ yang berada di Malaysia.  Menurut Polri, saksi kasus parodi lagu ‘Indonesia Raya’ itu saat ini berada di Sabah, Malaysia.  “Untuk NJ yang di Malaysia masih di Sabah ya. Kita belum melakukan pemeriksaan,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yowono dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (1/1/2021).  Irjen Argo menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan dengan polisi Malaysia atau Polis Diraja Malaysia (PDRM).  Polri memastikan akan mendalami lagi kesaksian saksi yang berada di Malaysia tersebut.  “Nanti, mungkin ke depan kita akan komunikasi lagi dengan PDRM Malaysia seperti apa. Tentunya hanya sebatas informasi yang awal dari kepolisian Malaysia. Nanti kita dalami kembali,” terang Argo.  Argo menjelaskan, keterlibatan NJ. Hal itu bermula saat MDF membuat video lagu parodi ‘Indonesia Raya’ menggunakan nama NJ.  “Kemudian karena MDF ini kemudian membuat di kanal YouTube itu ‘Indonesia Raya’ instrumental parodi dan lirik video, dengan menggunakan nama NJ,” jelasnya.  “Jadi MDF ini membuat, kemudian juga menggunakan nama NJ, kemudian dia di-tag lokasinya di Malaysia, menggunakan nomor Malaysia, akhirnya yang dituduh NJ,” tutur Argo.  Tak diterima namanya dicatut oleh MDF, NJ pun marah.  NJ kemudian mengedit video yang diunggah MDF di kanal YouTube itu dengan menambahkan gambar babi.  “Akhirnya NJ marah sama MDF. Nah salahnya, NJ ini membuat lagi kanal YouTube, dengan konten My Asean. Saya ulangi Channel Asean. Dia membuat Channel Asean, kemudian isinya itu mengedit. Mengedit daripada isi yang sudah disebar oleh MDF,” jelasnya.  “Dan dia hanya menambahi, kenapa diedit? Dia menambahi gambar babi sama NJ ini. Jadi NJ yang di Malaysia juga membuat, kemudian MDF yang di Cianjur ini juga membuat. Ini karena marah. Ini kemudian membuat,” beber Irjen Argo saat konferensi pers itu.
DEMOCRAZY.ID - Pembuat parodi Indonesia Raya ternyata dua orang bocah, umur 11 tahun dan 15 tahun. Satu warga Negara Indonesia yang tinggal di Malaysia, satu lagi di Cianjur, Jawa Barat.

Bocah 15 tahun asal Cianjur ini berinisial MDF. Sementara bocah 11 tahun yang menetap di daerah Lahad, Datu, Sabah, Malaysia, berinisial NJ.


Terbongkarnya kasus ini berawal dari kerja sama antara Polri dengan PDRM.


PDRM awalnya memeriksa saksi seorang WNI yang masih anak-anak.


WNI berusia 11 tahun itu berada di daerah Lahad, Datu, Sabah, Malaysia. Bocah ini menyatakan pelaku lagu parodi ‘Indonesia Raya’ yang bernama MDF adalah pemilik akun YouTube My Asean yang berada di Indonesia.


MDF diamankan pukul 20.00 WIB di Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (31/12).


“Membawa tersangka ke Bareskrim untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Kabareskrim Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan yang diterima wartawan, Jumat (1/1/2021).


Polisi kemudian akan mempersiapkan administrasi untuk proses penyidikan. Polisi juga akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah barang bukti yang disita saat penangkapan.


Polri mengaku belum memeriksa NJ, seorang saksi kasus parodi lagu ‘Indonesia Raya’ yang berada di Malaysia.


Menurut Polri, saksi kasus parodi lagu ‘Indonesia Raya’ itu saat ini berada di Sabah, Malaysia.


“Untuk NJ yang di Malaysia masih di Sabah ya. Kita belum melakukan pemeriksaan,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yowono dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (1/1/2021).


Irjen Argo menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan dengan polisi Malaysia atau Polis Diraja Malaysia (PDRM).


Polri memastikan akan mendalami lagi kesaksian saksi yang berada di Malaysia tersebut.


“Nanti, mungkin ke depan kita akan komunikasi lagi dengan PDRM Malaysia seperti apa. Tentunya hanya sebatas informasi yang awal dari kepolisian Malaysia. Nanti kita dalami kembali,” terang Argo.


Argo menjelaskan, keterlibatan NJ. Hal itu bermula saat MDF membuat video lagu parodi ‘Indonesia Raya’ menggunakan nama NJ.


“Kemudian karena MDF ini kemudian membuat di kanal YouTube itu ‘Indonesia Raya’ instrumental parodi dan lirik video, dengan menggunakan nama NJ,” jelasnya.


“Jadi MDF ini membuat, kemudian juga menggunakan nama NJ, kemudian dia di-tag lokasinya di Malaysia, menggunakan nomor Malaysia, akhirnya yang dituduh NJ,” tutur Argo.


Tak diterima namanya dicatut oleh MDF, NJ pun marah.


NJ kemudian mengedit video yang diunggah MDF di kanal YouTube itu dengan menambahkan gambar babi.


“Akhirnya NJ marah sama MDF. Nah salahnya, NJ ini membuat lagi kanal YouTube, dengan konten My Asean. Saya ulangi Channel Asean. Dia membuat Channel Asean, kemudian isinya itu mengedit. Mengedit daripada isi yang sudah disebar oleh MDF,” jelasnya.


“Dan dia hanya menambahi, kenapa diedit? Dia menambahi gambar babi sama NJ ini. Jadi NJ yang di Malaysia juga membuat, kemudian MDF yang di Cianjur ini juga membuat. Ini karena marah. Ini kemudian membuat,” beber Irjen Argo saat konferensi pers itu. [Democrazy/psid]

Penulis blog